Jakarta (Antara Babel) - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan
menyayangkan tidak ada pembahasan secara khusus tentang masalah pangan
dan pertanian dalam peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA)
di Bandung dan Jakarta.
Padahal, kata Daniel, untuk urusan pangan dan pertanian, negara-negara di Asia Afrika memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding negara-negara Eropa dan Amerika.
"Harusnya Indonesia memanfaatkan momentum peringatan KAA ini sebagai cara untuk meningkatkan dan mengembalikan kejayaan pangan dan pertanian Indonesia. 60 tahun lalu kita lepaskan diri dari penjajahan, tapi sekarang melepaskan diri dari penjajahan pangan," kata Daniel Johan di Jakarta, Rabu.
Dengan peringatan 60 tahun KAA ini, Indonesia bisa juga memanfaatkan untuk meningkatkan eskpor hasil bumi, utamanya pangan dan pertanian.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu mengatakan, salah satu cara untuk bisa meningkatkan ekspor di bidang pertanian adalah dengan membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara yang tergabung dalam KAA.
"Indonesia sebagai negara beriklim tropis bisa memberikan produk-produk unggulan dalam bidang pertanian sementara negara Asia Afrika lainnya tidak punya. Indonesia bisa jadi motor dengan membuat MoU di bidang pangan dan pertanian," kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat itu.
"Kerjasama misalnya di bidang aturan ekspor impor harus bisa menguntungkan negara-negara Asia Afrika. Ia juga menyebutkan, dalam peringatan ke-60 tahun KAA, negara-negara Asia Afrika harus bisa menghentikan ketergantungan akut terhadap sistem global dan sangat memiskinkan dalam bidang pangan dan pertanian.
"Negara di Asia Afrika sebagai negara berdaulat, harus bisa merumuskan kebijakan impor ekspor. Forum itu bisa merumuskan bersama kebutuhan pangan dan pertanian di Asia Afrika, termasuk share teknologi dalam bidang pertanian‎," katanya.
Dia menyarankan, agar negara-negar Asia Afrika membentuk forum litbang pangan yang didalamnya akan membahas meneliti produksi bibit unggul, share teknologi dan sebagainya dalam bidang pertanian dalam rangka menuju swasembada pangan dan ketahanan pangan.
"Harus ada mayoritas diversity pangan, dalam MoU itu, harus ada standar tentang pangan‎ di antara negara Asia Afrika. ‎ ‎ Saling tukar produk unggulan di antara negara-negara Asia Afrika," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
Padahal, kata Daniel, untuk urusan pangan dan pertanian, negara-negara di Asia Afrika memiliki kelebihan dan keunggulan dibanding negara-negara Eropa dan Amerika.
"Harusnya Indonesia memanfaatkan momentum peringatan KAA ini sebagai cara untuk meningkatkan dan mengembalikan kejayaan pangan dan pertanian Indonesia. 60 tahun lalu kita lepaskan diri dari penjajahan, tapi sekarang melepaskan diri dari penjajahan pangan," kata Daniel Johan di Jakarta, Rabu.
Dengan peringatan 60 tahun KAA ini, Indonesia bisa juga memanfaatkan untuk meningkatkan eskpor hasil bumi, utamanya pangan dan pertanian.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu mengatakan, salah satu cara untuk bisa meningkatkan ekspor di bidang pertanian adalah dengan membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan negara-negara yang tergabung dalam KAA.
"Indonesia sebagai negara beriklim tropis bisa memberikan produk-produk unggulan dalam bidang pertanian sementara negara Asia Afrika lainnya tidak punya. Indonesia bisa jadi motor dengan membuat MoU di bidang pangan dan pertanian," kata anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat itu.
"Kerjasama misalnya di bidang aturan ekspor impor harus bisa menguntungkan negara-negara Asia Afrika. Ia juga menyebutkan, dalam peringatan ke-60 tahun KAA, negara-negara Asia Afrika harus bisa menghentikan ketergantungan akut terhadap sistem global dan sangat memiskinkan dalam bidang pangan dan pertanian.
"Negara di Asia Afrika sebagai negara berdaulat, harus bisa merumuskan kebijakan impor ekspor. Forum itu bisa merumuskan bersama kebutuhan pangan dan pertanian di Asia Afrika, termasuk share teknologi dalam bidang pertanian‎," katanya.
Dia menyarankan, agar negara-negar Asia Afrika membentuk forum litbang pangan yang didalamnya akan membahas meneliti produksi bibit unggul, share teknologi dan sebagainya dalam bidang pertanian dalam rangka menuju swasembada pangan dan ketahanan pangan.
"Harus ada mayoritas diversity pangan, dalam MoU itu, harus ada standar tentang pangan‎ di antara negara Asia Afrika. ‎ ‎ Saling tukar produk unggulan di antara negara-negara Asia Afrika," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015