Jakarta (Antara Babel) - Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Nurdin Halid menyatakan kemunculan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) ditengah-tengah polemik partai berlambang pohon beringin itu, bukan merupakan perintah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.
"Ini bukan perintah dari Aburizal Bakrie," kata Nurdin Halid di Jakarta, Kamis.
Nurdin mengatakan Tommy Soeharto merupakan kader sekaligus anak kandung pendiri Partai Golkar, yakni Presiden RI ke-2 Soeharto. Sehingga kemunculan Tommy sebagai wujud empati terhadap polemik yang melanda partai beringin adalah hal yang wajar dan lumrah.
"Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar," kata dia.
Menurut Nurdin, saat ini kondisi Golkar sangat genting, karena Golkar tidak berada diatas rel dan marwah organisasinya ini sudah diintervensi oknum Pemerintah maupun oknum non-Pemerintah.
Nurdin menekankan Partai Golkar mempunyai andil yang luar biasa di era reformasi dengan melahirkan 59 persen pemimpin di Indonesia untuk bupati, gubernur dan walikota, serta pimpinan DPD.
"Artinya itu sebuah fakta keberhasilan Partai Golkar untuk melahirkan pemimpin. Dengan ini apakah kita rela ada orang yang menginjak Partai Golkar yang lahir dari kepalsuan dan kebohongan. Pak Tommy mau melihat bagaimana proses demokrasi berjalan diatas rel, dan itu wujud keprihatinan beliau bahwa Golkar sudah diobok-obok," terang Nurdin.
Sebelumnya politisi Golkar Tommy Soeharto dikabarkan mengusulkan dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk menyelesaikan polemik internal partai beringin.
Nama Tommy lantas disebut-sebut untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar pada Munaslub itu, agar Golkar diambil alih trah Soeharto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Ini bukan perintah dari Aburizal Bakrie," kata Nurdin Halid di Jakarta, Kamis.
Nurdin mengatakan Tommy Soeharto merupakan kader sekaligus anak kandung pendiri Partai Golkar, yakni Presiden RI ke-2 Soeharto. Sehingga kemunculan Tommy sebagai wujud empati terhadap polemik yang melanda partai beringin adalah hal yang wajar dan lumrah.
"Ketika perjalanan Golkar sudah menyimpang dari ide dasar, sebagai anak pendiri tentunya mempunyai kewajiban untuk meluruskan, jangan sampai para pelaku menyimpang dari ide dasar didirikannya Partai Golkar," kata dia.
Menurut Nurdin, saat ini kondisi Golkar sangat genting, karena Golkar tidak berada diatas rel dan marwah organisasinya ini sudah diintervensi oknum Pemerintah maupun oknum non-Pemerintah.
Nurdin menekankan Partai Golkar mempunyai andil yang luar biasa di era reformasi dengan melahirkan 59 persen pemimpin di Indonesia untuk bupati, gubernur dan walikota, serta pimpinan DPD.
"Artinya itu sebuah fakta keberhasilan Partai Golkar untuk melahirkan pemimpin. Dengan ini apakah kita rela ada orang yang menginjak Partai Golkar yang lahir dari kepalsuan dan kebohongan. Pak Tommy mau melihat bagaimana proses demokrasi berjalan diatas rel, dan itu wujud keprihatinan beliau bahwa Golkar sudah diobok-obok," terang Nurdin.
Sebelumnya politisi Golkar Tommy Soeharto dikabarkan mengusulkan dilakukannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk menyelesaikan polemik internal partai beringin.
Nama Tommy lantas disebut-sebut untuk maju sebagai calon Ketua Umum Golkar pada Munaslub itu, agar Golkar diambil alih trah Soeharto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015