Banda Aceh (Antara Babel) - Pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan dan tim evakuasi dari Indonesia masih belum bisa menuju ke Kathmandu, Nepal, karena situasi Bandara Tribhuvan pada Rabu sangat penuh.

Informasi tersebut disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal via telepon kepada tim Indonesia di Lanud Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Rabu malam.

"Situasi bandara (di Kathmandu) sangat 'crowded' (penuh) ada 50 pesawat, termasuk dari Tiongkok dan India, yang menunggu izin 'landing' (mendarat)," kata dia.

Saat ini, pihak Iqbal masih terus berkomunikasi dengan konsul kehormatan RI di Nepal untuk mendesak otoritas bandara memberikan kepastian mendarat.

"Menurut konhor (konsul kehormatan), kita bisa mendarat pukul 8 pagi waktu setempat, tapi belum ada 'fix release' (kepastian) sebelum dapat nomor pendaratannya," ujar dia.

Pesawat Boeing 737 TNI AU yang membawa tim evakuasi dan kemanusiaan RI tiba di Lanud Sultan Iskandar Muda Aceh pukul 20.30 WIB dan hingga saat ini masih menunggu konfirmasi penerbangan selanjutnya.

Dari Aceh, tim akan kembali transit di Dhaka, Bangladesh, sebelum menuju Kathmandu.

Tim evakuasi dan kemanusiaan pemerintah RI ke Nepal berjumlah 69 orang dari berbagai unsur, antara lain Kemlu, BNPB, TNI, dan beberapa organisasi sosial.

Di dalam tim juga terdapat 19 pekerja medis, termasuk dua dokter umum militer, dua spesialis anestesi dan dua spesialis orthopedi.

Selain itu pemerintah RI juga mengirimkan bantuan material berupa kebutuhan darurat pascabencana, seperti tenda, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis, makanan bayi, dan makanan siap saji.

Berdasarkan data Direktorat PWNI/BHI, saat ini tercatat 95 WNI berada di Nepal, terdiri atas 30 orang yang menetap dan 65 pegunjung.

Pewarta: A Fitriyanti

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015