Washington (ANTARA Babel) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji akan mengangkat pertikaian maritim yang memanaskan China dan negara-negara tetangganya dalam konferensi tingkat tinggi AS-ASEAN dan Asia Timur di Brunei pada Oktober nanti.
Brunei telah mengatakan bahwa pihaknya akan mengusahakan tata perilaku (CoC) yang mengikat di antara negara-negara yang mengklaim di Laut China Selatan selama kepemimpinnya di ASEAN tahun ini. China tetap menyatakan pertikaian-pertikaian merupakan masalah bilateral antara negara-negara individu.
"Kami akan membahas isu-isu maritim," kata Obama setelah bertemu dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Gedung Oval, merujuk kepada dua pertemuan puncak itu, yang dia perkirakan akan hadiri.
"Jelas sudah terjadi banyak ketegangan di kawasan itu mengenai isu-isu maritim dan Yang Mulia telah menunjukkan kepemimpinannya untuk mengajak semua negara menjamin bahwa tiap orang mematuhi aturan dasar hukum dan standar internasional," katanya.
Obama mengatakan konferensi tingkat tinggi itu juga akan menjadi tempat bagus untuk membahas perdagangan, ekonomi dan isu-isu diplomatik lainnya yang berdampak pada suatu kawasan yang merupakan sumbu sumber daya militer dan diplomatik AS.
Beberapa anggota ASEAN yakni Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei, dan Taiwan yang bukan anggota perhimpunan itu memiliki klaim atas bagian-bagian dari Laut China Selatan, salah satu jalur perkapalan sangat penting di dunia yang diyakini memiliki kekayaan minyak fosil.
Anggota ASEAN lainnya ialah Indonesia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Laos.
Ketegangan yang ditimbulkan oleh isu itu telah meningkat dalam dua tahun terakhir. Filipina dan Vietnam menuding China menjadi lebih agresif dalam menyuarakan klaim-klaimnya.
Kemarahan muncul saat Kamboja menjadi ketua ASEAN pada tahun 2012 ditandai dengan perbedaan pendapat tajam atas isu itu.
Usaha-usaha untuk menjamin CoC mengikat dengan melibatkan ASEAN dan China sepertinya tidak ada terobosan selama bertahun-tahun karena Beijing tetap ingin mengatasi persilisihan secara bilateral dengan negara-negara individu sementara ASEAN ingin bicara sebagai kelompok.
Obama menjadi presiden pertama AS yang menghadiri KTT Asia Timur di Bali pada 2011 dan juga berperan serta pada pertemuan di Phnom Penh, Kamboja, tahun 2012.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
Brunei telah mengatakan bahwa pihaknya akan mengusahakan tata perilaku (CoC) yang mengikat di antara negara-negara yang mengklaim di Laut China Selatan selama kepemimpinnya di ASEAN tahun ini. China tetap menyatakan pertikaian-pertikaian merupakan masalah bilateral antara negara-negara individu.
"Kami akan membahas isu-isu maritim," kata Obama setelah bertemu dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Gedung Oval, merujuk kepada dua pertemuan puncak itu, yang dia perkirakan akan hadiri.
"Jelas sudah terjadi banyak ketegangan di kawasan itu mengenai isu-isu maritim dan Yang Mulia telah menunjukkan kepemimpinannya untuk mengajak semua negara menjamin bahwa tiap orang mematuhi aturan dasar hukum dan standar internasional," katanya.
Obama mengatakan konferensi tingkat tinggi itu juga akan menjadi tempat bagus untuk membahas perdagangan, ekonomi dan isu-isu diplomatik lainnya yang berdampak pada suatu kawasan yang merupakan sumbu sumber daya militer dan diplomatik AS.
Beberapa anggota ASEAN yakni Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei, dan Taiwan yang bukan anggota perhimpunan itu memiliki klaim atas bagian-bagian dari Laut China Selatan, salah satu jalur perkapalan sangat penting di dunia yang diyakini memiliki kekayaan minyak fosil.
Anggota ASEAN lainnya ialah Indonesia, Singapura, Thailand, Kamboja, Myanmar dan Laos.
Ketegangan yang ditimbulkan oleh isu itu telah meningkat dalam dua tahun terakhir. Filipina dan Vietnam menuding China menjadi lebih agresif dalam menyuarakan klaim-klaimnya.
Kemarahan muncul saat Kamboja menjadi ketua ASEAN pada tahun 2012 ditandai dengan perbedaan pendapat tajam atas isu itu.
Usaha-usaha untuk menjamin CoC mengikat dengan melibatkan ASEAN dan China sepertinya tidak ada terobosan selama bertahun-tahun karena Beijing tetap ingin mengatasi persilisihan secara bilateral dengan negara-negara individu sementara ASEAN ingin bicara sebagai kelompok.
Obama menjadi presiden pertama AS yang menghadiri KTT Asia Timur di Bali pada 2011 dan juga berperan serta pada pertemuan di Phnom Penh, Kamboja, tahun 2012.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013