Garland, Texas (Antara Babel) - Elton Simpson, salah seorang dari dua
pria bersenjata yang ditembak mati dalam kontak senjata pada acara
kontroversial kontes kartun Nabi Muhammad di Garland - Texas, pernah
dituduh FBI pada 2010 karena berbohong telah bertemu dengan seseorang
mengenai niatnya pergi ke Somalia untuk ikut dalam jihad kekerasan di
sana.
Hakim AS Mary Murguia pada 2011 memvonis Simpson bersalah karena membuat pernyataan palsu, namun tidak punya cukup bukti untuk mengaitkan terdakwa dengan jaringan terorisme internasional.
Simpson pun harus menjalani hukuman percobaan selama tiga tahun dan diperintahkan membayar denda 600 dolar AS.
Dari dokumen pengadilan itu diketahui bahwa agen-agen FBI telah mengawasi Simpson sejak 2006 karena kaitannya dengan seseorang yang diyakini FBI sedang berusaha membangun sel teroris di Arizona.
Menurut dokumen itu, FBI tidak berhasil memasukkan Simpson dalam daftar cekal pemerintah AS.
Ayah Simpson berkata kepada ABC News bahwanya selagi kecil dia adalah anak yang baik, namun keduanya punya perbedaan yang sangat tajam.
"Kami berdua orang Amerika dan kami percaya pada Amerika," kata Dunston Simpson kepada ABC News. "Apa yang dilakukan anak saya itu sungguh melukai keluarga saya."
Bob Kieckhafer (54) yang tinggal satu lantai di atas ruang apartemen yang ditinggali Simpson berkata bahwa tetangganya itu seperti kebanyakan tetangga lainnya, tidak ada yang aneh.
Sumber-sumber pemerintah AS yang dekat dengan kasus ini mengatakan para penyelidik tengah mempelajari komunikasi elektronik yang dikirimkan dan diterima tersangka, sebagai bukti kontak mereka dengan para militan di luar negeri, terutama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Poster-poster dalam media sosial yang berafiliasi ke ISIS, termasuk seorang pengguna Twitter Inggris yang dianggap sebagai pakar komputer utama ISIS, memuji aksi dua pria bersenjata di Texas itu, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
Hakim AS Mary Murguia pada 2011 memvonis Simpson bersalah karena membuat pernyataan palsu, namun tidak punya cukup bukti untuk mengaitkan terdakwa dengan jaringan terorisme internasional.
Simpson pun harus menjalani hukuman percobaan selama tiga tahun dan diperintahkan membayar denda 600 dolar AS.
Dari dokumen pengadilan itu diketahui bahwa agen-agen FBI telah mengawasi Simpson sejak 2006 karena kaitannya dengan seseorang yang diyakini FBI sedang berusaha membangun sel teroris di Arizona.
Menurut dokumen itu, FBI tidak berhasil memasukkan Simpson dalam daftar cekal pemerintah AS.
Ayah Simpson berkata kepada ABC News bahwanya selagi kecil dia adalah anak yang baik, namun keduanya punya perbedaan yang sangat tajam.
"Kami berdua orang Amerika dan kami percaya pada Amerika," kata Dunston Simpson kepada ABC News. "Apa yang dilakukan anak saya itu sungguh melukai keluarga saya."
Bob Kieckhafer (54) yang tinggal satu lantai di atas ruang apartemen yang ditinggali Simpson berkata bahwa tetangganya itu seperti kebanyakan tetangga lainnya, tidak ada yang aneh.
Sumber-sumber pemerintah AS yang dekat dengan kasus ini mengatakan para penyelidik tengah mempelajari komunikasi elektronik yang dikirimkan dan diterima tersangka, sebagai bukti kontak mereka dengan para militan di luar negeri, terutama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Poster-poster dalam media sosial yang berafiliasi ke ISIS, termasuk seorang pengguna Twitter Inggris yang dianggap sebagai pakar komputer utama ISIS, memuji aksi dua pria bersenjata di Texas itu, demikian AFP.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015