Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertekad memberantas praktik penyelundupan timah yang sangat merugikan perekonomian masyarakat di daerah itu.

"Praktik penyelundupan timah yang tinggi berdampak terhadap harga yang anjlok dan ekonomi masyarakat yang menjadi lesu," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Babel, Syahrudin di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan, Provinsi Kepulauan Babel merupakan daerah penghasil timah terbesar di dunia dimana hampir 80 persen penduduknya mengandalkan timah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.

"Saat ini daya beli masyarakat mengalami penurunan yang cukup tinggi, karena harga timah turun drastis," ujarnya.

Menurut dia, penurunan harga timah karena praktik penyulundupan yang tinggi. Ia menunjuk sebuah negara tetangga yang bukan negara penghasil timah tetapi justru memiliki smelter pengolahan timah mentah menjadi berbagai produk.

"Saya cukup heran, negara bukan penghasil timah kok mampu memproduksi berbagai produk setengah jadi dan setengah jadi dalam jumlah besar. Dari mana datangnya bahan baku timah itu kalau bukan dari hasil penyulundupan," katanya.

Untuk itu, ia berharap aparat penegak hukum seperti TNI Angkatan Laut, kepolisian dan instansi terkait lainnya menjaga sumber daya alam sektor pertambangan ini demi kepentingan masyarakat.

Selain itu, diharapkan pengusaha tambang juga berperan mencegah penyelundupan timah karena dampaknya sangat buruk terhadap perekonimian daerah.

"Kami berharap masyaraat tidak terlalu mengandalkan tambang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kami inginkan masyarakat penambang beralih ke sektor pertanian, perkebunan dan peternakan, karena suatu saat timah ini akan habis," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015