Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, saat ini fokus mengembangkan budi daya ikan air payau karena kondisi dan kualitas air payau dapat dikontrol dengan baik.

"Selain dapat dikontrol, lahan untuk mengembangkan ikan air payau juga cukup tersedia dan itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sehingga membuat kami bertahan untuk mengembangkan budi daya itu,"  kata Kepala Bidang Perikanan DKP Pangkalpinang, Langkir Santoso di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan, bekas penambangan bijih timah dan kolong-kolong yang ada di daerah ini dapat dijadikan sebagai lahan untuk mengembangkan budi daya ikan air payau sehingga bekas-bekas tempat penambangan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif.

"Kita bisa manfaatkan kondisi yang ada sehingga semua tidak menjadi sia-sia. Nilai ekonomis ikan air payau juga cukup tinggi, selain itu minat warga mengonsumsi ikan ini juga cukup baik," ujarnya
    
Ia menjelaskan, air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut. Kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5-30 gram, jika lebih sudah disebut air asin.

"Kondisi air di daerah ini sangat mendukung untuk mengembangkan ikan air payau karena merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi laut. Biasanya ikan yang dibudidayakan di air payau antara lain, bandeng, kakap, nila, mujair termasuk kepiting," ujarnya.

Sementara itu, kata dia, belum banyak nelayan di daerah itu yang mengembangkan budi daya ikan air payau karena kesulitan mengatasi dampak pasang dan surut air laut.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015