Koba (Antara Babel) - Warga Desa Keretak, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung menggelar ritual "ruwah kubur", dengan memanjatkan doa bersama di pemakaman umum desa setempat.

Tokoh masyarakat Desa Keretak, Adet Mastur di Keretak, Sabtu, mengatakan ritual ruwah kubur ini rutin digelar setiap tahun pada 12 Syakban dengan memanjatkan doa bersama di pemakaman umum dan mendengarkan ceramah agama.

"Ritual ruwah kubur menjadi agenda tahunan, sudah menjadi tradisi dan budaya bagi masyarakat desa ini dan bahkan sebagian masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai pesta perpaduan budaya dan religius," ujarnya.

Menurut dia, masyarakat Keretak menggelar ruwah kubur pada 12 Syakban karena pada bulan itu tepatnya keluar air zamzam pada zaman nabi.

"Saya pikir ini kegiatan positif, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam, ini harus tetap dilestarikan karena banyak manfaatnya," ujarnya.

Menurut dia, ritual ruwah kubur ini juga menjadi ajang silaturrahim bagi masyarakat karena tidak hanya warga Keretak yang menggelarnya tetapi banyak tamu yang datang dari luar daerah.

"Makna yang harus dipetik dari kegiatan ini adalah ajang silaturrahim untuk memperkuat persatuan Islam dan antarsesama," ujarnya.

Melalui kegiatan ini juga, kata dia, masyarakat bisa bertatap muka dengan para pejabat dan pemimpin daerah dan saling rangkul serta membaur sebagai makhluk Tuhan.

"Warga juga bisa menyampaikan aspirasi mereka kepada pemimpin daerah melalui kegiatan ini, jadi tidak hanya sekadar acara ruwahan saja," ujarnya.

Ia mengatakan, banyak pejabat daerah yang hadir dalam acara ruwah kubur tersebut, tidak hanya pejabat dari Pemkab Bangka Tengah tetapi juga dari Pemprov Bangka Belitung.

"Semuanya membaur, beramah tamah, saling sapa tanpa ada perbedaan satu dengan yang lainnya," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015