Koba (Antara Babel) - Warga Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, kembali fokus mengembangkan tanaman lada, setelah sebelumnya sempat ditinggalkan karena bekerja sebagai penambang bijih timah yang hasilnya cukup menggiurkan.

"Sekarang harga bijih timah anjlok, justeru harga lada yang meroket hingga mencapai Rp180 ribu per kilogram," kata Ketua Kelompok Tani Mendadak Bersama Desa Nibung, Sartiman di Koba, Minggu.

Ia menjelaskan, saat ini Kelompok Tani Mendadak Bersama mulai fokus mengembangkan tanaman lada dan memiliki lahan seluas 30 hektare yang ditanami sebanyak 72 ribu bibit lada.

"Kelompok ini beranggotakan sebanyak 32 orang, mereka sudah fokus mengembangkan tanaman lada setelah berhenti menambang bijih timah," ujarnya.

Menurut dia, harga lada kemungkinan terus meroket karena tingginya permintaan pasar dunia dan perkebunan lada yang dimiliki kelompok tersebut memiliki prospek yang lumayan bagus.

"Jika lada tumbuh dengan baik, tentu produksinya akan lebih baik sehingga mampu meningkatkan perekonomian keluarga," ujarnya.

Ia juga mengaku pemerintah daerah memberikan dukungan cukup besar terhadap kelompok petani lada dengan memberikan bantuan bibit unggul dan pembinaan terhadap petani agar mengubah pola tanam.

"Bahkan baru-baru ini mereka sudah mendapatkan solusi untuk mengatasi penyakit kuning yang menimpa tanaman lada, dengan adanya kerjasama pemerintah daerah dengan pihak Batan," ujarnya.

Ia mengatakan, pihak Batan membantu petani untuk mencari racun membasmi hama yang membawa penyakit kuning pada lada.

"Tidak hanya itu, pemerintah daerah dan Batan juga membantu petani melalui pembinaan kelompok tani terkait cara menanam lada yang baik agar meningkat produksi," ujarnya.


Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015