Tanjungpandan, 9/11 (ANTARA) - Peneliti asal Jepang, Profesor Akifumi Iwabuchi mengungkapkan, rasa prihatin, karena sedikit generasi muda Bangka Belitung mengenali tradisi daerahnya.

"Kalau dilihat di jejaring sosial (facebook), kebanyakan anak-anak muda menyenangi grup-grup musik luar negeri, namun tidak banyak yang tahu tentang kesenian tradisional mereka seperti Campak Dalong," kata Akifumi di Tanjungpandan, Jumat.

Guru besar dari fakultas Sosial Antropologi, Universitas Oxford itu berusaha membantu mengenalkan kembali tradisi budaya asli Bangka Belitung kepada anak-anak muda.

"Saya membuat sebuah halaman di media sosial, facebook, mengenai kesenian tradisional orang laut atau orang Sekak yang dinamakan 'Campak Dalong'," kata Akifumi yang mengajar Antropologi Kelautan dan Arkeologi Bawah Air sejak tahun 1994 di Universitas Tokyo Ilmu Kelautan & Teknologi, Jepang.

Dengan membuat halaman tersebut, guru besar yang sejak setahun melakukan penelitian mengenai orang laut di Bangka Belitung itu berharap generasi muda kembali mengenali tradisi asli mereka.

Selain membuatkan halaman di media sosial mengenai kesenian tradisi Bangka Belitung, Akifumi juga memprakarsai organisasi persatuan orang laut untuk mencegah kepunahan mereka.

Campak Dalong adalah kesenian tradisi Suku Sekak Bangka Belitung yang sering dipertunjukkan saat "Buang Jung", upacara adat sebagai bentuk rasa syukur Suku Sekak atas rahmat Tuhan di laut.

Dalam upacara Buang Jung, Suku Sekak melarung replika perahu berisi berbagai jenis makanan, seperti ketupat hingga pisang.

Dalam Bahasa Sekak, Campak berarti menyepak, dan Dalong adalah kalung. Secara harfiah, Campak Dalong dapat diartikan ketika kaki penari menyepak gelombang laut yang datang ke pesisir.

Pewarta:

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012