Pangkalpinang (Antara Babel) - PT.Pelindo II (Persero) Cabang Pangkalbalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), akan mengeruk alur pelayaran kapal yang sudah mengalami pendangkalan, sehingga mengganggu lalu lintas kapal di pelabuhan itu.
"Kami sudah sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam dan pemerintah pusat untuk mengeruk alur pelayaran kapal ini," kata GM PT.Pelindo II (Persero) Cabang Pangkalbalam Hendro Haryono di Pangkalpinang, Rabu.
Saat ini, kata dia, kondisi alur pelayaran kapal sudah mengalami pendangkalan sehingga kapal-kapal berukuran besar tidak bisa masuk dan sandar di kolam pelabuhan.
"Kapal baru bisa masuk dan sandar di pelabuhan, apabila air laut pasang," ujarnya.
Ia mengatakan pada hulu alur pelayaran kapal sudah mengalami pendangkalan sekitar 2,5 hingga 3 meter dan sudah mengganggu keluar masuk kapal ke pelabuhan.
"Pada saat air laut surut maka kapal penumpang dan barang tidak bisa masuk atau keluar pelabuhan, jadi nakhoda harus menunggu air laut pasang masuk ke pelabuhan," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya berupaya mempercepat proses pengerukan alur pelayaran sehingga lalu lintas orang dan barang menggunakan moda transportasi laut mengalami peningkatan dan lancar.
"Mudah-mudahan tahun depan, pengerukan alur pelayaran sudah dilakukan, sehingga nahkoda kapal tidak perlu lagi menunggu air pasang untuk keluar maupun masuk pelabuhan," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kami sudah sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pangkalbalam dan pemerintah pusat untuk mengeruk alur pelayaran kapal ini," kata GM PT.Pelindo II (Persero) Cabang Pangkalbalam Hendro Haryono di Pangkalpinang, Rabu.
Saat ini, kata dia, kondisi alur pelayaran kapal sudah mengalami pendangkalan sehingga kapal-kapal berukuran besar tidak bisa masuk dan sandar di kolam pelabuhan.
"Kapal baru bisa masuk dan sandar di pelabuhan, apabila air laut pasang," ujarnya.
Ia mengatakan pada hulu alur pelayaran kapal sudah mengalami pendangkalan sekitar 2,5 hingga 3 meter dan sudah mengganggu keluar masuk kapal ke pelabuhan.
"Pada saat air laut surut maka kapal penumpang dan barang tidak bisa masuk atau keluar pelabuhan, jadi nakhoda harus menunggu air laut pasang masuk ke pelabuhan," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya berupaya mempercepat proses pengerukan alur pelayaran sehingga lalu lintas orang dan barang menggunakan moda transportasi laut mengalami peningkatan dan lancar.
"Mudah-mudahan tahun depan, pengerukan alur pelayaran sudah dilakukan, sehingga nahkoda kapal tidak perlu lagi menunggu air pasang untuk keluar maupun masuk pelabuhan," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015