Jakarta (Antara Babel) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah ajaran atau sekte baru dalam Islam.
"Islam Nusantara itu bukanlah ajaran baru atau mahzab baru dalam Islam, tetapi ini adalah pandangan umat Islam Indonesia yang melekat dengan budaya Nusantara," katanya setelah acara "Strategi Mewujudkan Indonesia tanpa Pelanggaran HAM" di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan umat Islam yang berada di Indonesia sangat dekat dengan budaya di tempat mereka tinggal dan inilah yang menjadi landasan munculnya konsep Islam Nusantara.
"Ini juga yang membedakan kita dengan saudara kita di Timur Tengah," ujar Said.
Menurutnya, dalam konsep tersebut menggambarkan umat Islam Indonesia yang menyatu dengan budaya hasil kreasi masyarakat yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
"Kita harus menyatu dengan budaya itu, selama budaya itu baik dan tidak bertentangan itu semakin membuat indah Islam, kita tidak boleh menentang atau melawannya, terkecuali budaya yang bertentangan dengan syariat, seperti zinah, berjudi, mabuk dan lainnya," ujar dia.
Ketika ditanya apakah dirinya tidak khawatir dengan perkembangan konsep tersebut di masa mendatang akan berubah menjadi sekte ajaran baru dalam Islam, Said mengatakan dirinya tidak khawatir dan yakin para ulama akan selalu ada untuk mencegah hal tersebut.
"Tidak lah, saya yakin para ulama akan ada untuk mencegah hal tersebut, sudah banyak juga tulisan mengenai ini jadi bisa dikatakan ini ada panduannya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Islam Nusantara itu bukanlah ajaran baru atau mahzab baru dalam Islam, tetapi ini adalah pandangan umat Islam Indonesia yang melekat dengan budaya Nusantara," katanya setelah acara "Strategi Mewujudkan Indonesia tanpa Pelanggaran HAM" di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan umat Islam yang berada di Indonesia sangat dekat dengan budaya di tempat mereka tinggal dan inilah yang menjadi landasan munculnya konsep Islam Nusantara.
"Ini juga yang membedakan kita dengan saudara kita di Timur Tengah," ujar Said.
Menurutnya, dalam konsep tersebut menggambarkan umat Islam Indonesia yang menyatu dengan budaya hasil kreasi masyarakat yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.
"Kita harus menyatu dengan budaya itu, selama budaya itu baik dan tidak bertentangan itu semakin membuat indah Islam, kita tidak boleh menentang atau melawannya, terkecuali budaya yang bertentangan dengan syariat, seperti zinah, berjudi, mabuk dan lainnya," ujar dia.
Ketika ditanya apakah dirinya tidak khawatir dengan perkembangan konsep tersebut di masa mendatang akan berubah menjadi sekte ajaran baru dalam Islam, Said mengatakan dirinya tidak khawatir dan yakin para ulama akan selalu ada untuk mencegah hal tersebut.
"Tidak lah, saya yakin para ulama akan ada untuk mencegah hal tersebut, sudah banyak juga tulisan mengenai ini jadi bisa dikatakan ini ada panduannya," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015