Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membangun Tugu Perang Ketupat sebagai salah satu upaya memperkuat daya tarik wisata budaya di Pantai Pasirkuning, Tempilang.
"Hari ini kita laksanakan peletakan batu pertama pembangunan Tugu Perang Ketupat di Pantai Pasirkuning Tempilang, selain sebagai upaya pelestarian budaya lokal, ini juga akan menambah daya tarik wisatawan berkunjung ke pantai ini," kata Wakil Bupati Bangka Barat Yus Derahman di Tempilang, Minggu.
Menurut dia, pembangunan Tugu Perang Ketupat di kawasan pantai itu sebagai bentuk komitmen menjaga tradisi leluhur yang telah mengakar kuat di tengah masyarakat.
Ia berharap tugu tersebut dapat menjadi penanda khas budaya sekaligus penguat identitas daerah berbasis kearifan lokal.
Tradisi perang ketupat merupakan ritual adat masyarakat Tempilang yang rutin digelar menjelang bulan Ramadhan yang memiliki makna spiritual dan kebersamaan. Tradisi Perang Ketupat dilakukan warga dengan saling melempar ketupat sebagai simbol tolak bala, rasa syukur, dan permohonan keselamatan sebelum memasuki bulan puasa.
Tradisi Perang Ketupat rutin dilaksanakan dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang menggelar ritual adat, doa bersama dan pergelaran kesenian tradisional.
"Pembangunan tugu ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan simbol penghormatan terhadap nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Tempilang, karena tradisi perang ketupat adalah identitas budaya yang harus kita jaga bersama," katanya.
Ia berharap tugu tersebut menjadi pengingat sekaligus sarana edukasi bagi generasi muda agar tidak melupakan akar budaya warisan para leluhur.
Pembangunan tugu mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Warga Tempilang Herman mengatakan bangga terhadap tradisi perang ketupat yang sudah berlangsung beberapa generasi dan hingga saat ini masih rutin dilaksanakan setiap tahun.
"Kami senang karena perang ketupat sudah ada sejak zaman dahulu dan adanya tugu ini, tradisi kami jadi lebih dihargai dan dikenal orang luar," katanya.
Hal senada dikatakan Sulaiman dan ia berharap keberadaan tugu dapat menjadi daya tarik wisata budaya di Tempilang.
"Semoga ke depan Tempilang semakin ramai dikunjungi wisatawan, tradisi kami tetap lestari, ekonomi warga juga bisa ikut membaik," katanya.
