Pangkalpinang (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi mengatakan penguatan dolar AS terhadap rupiah belum berpengaruh terhadap peningkatan ekspor komoditas hasil perkebunan dan pertambangan dari daerah itu.

"Seharusnya menguatnya dolar AS terhadap rupiah menguntungkan petani lada, karet, sawit dan penambang timah, namun kenyataannya tidak karena permintaan pasar dunia yang kurang," kata Rustam Effendi di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan saat ini ekspor hasil perkebunan dan penambangan timah ini masih stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan karena permintaan pasar dunia kurang.

"Saat ini harga balok timah dan lada putih mengalami kenaikan, namun tidak diiringi dengan permintaan pasar yang justeru melesu," ujarnya.

Ia mengatakan permintaan pasar dunia terhadap komoditas ekspor melesu, karena beberapa negara tujuan ekspor memperketat pembelajaan dolar.

Misalnya Amerika Serikat, Yunani, Tiongkok dan negara tujuan ekspor timah dan lada putih lainnya mengurangi pembelanjaan dolar.

"Penguatan dolar ini jelas akan menguntung masyarakat, jika permintaan pasar dunia terhadap komoditas daerah ini tinggi," ujarnya.

Ia berharap permintaan pasar dunia komoditas ekspor ini meningkat, sehingga perekonomian dan daya beli masyarakat akan kembali membaik.

"Saat ini perekonomian masyarakat melesu, karena ekspor komoditas lada putih dan balok timah yang masih melesu, jadi diharapkan pengusaha mendorong pasar dunia untuk meningkatkan pembelian komoditas ekspor daerah ini," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015