Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr (HC) Ir. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya melengkapi kebutuhan pelayanan kesehatan untuk masyarakat dengan membangun gedung radioterapi dan kemoterapi.

"Pembangunan awal gedung ini merupakan salah bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan menuju ke arah yang lebih baik dan prima sesuai kebutuhan masyarakat. Ini sudah menjadi salah satu komitmen dan prioritas kami sejak awal," kata Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman di Pangkalpinang, Rabu.

Menurut dia, perhatian khusus dalam bidang kesehatan yang dijalankan pemerintah selama ini sudah cukup baik, salah satunya terbukti dengan pembangunan Gedung Radioterapi di RSUD Soekarno yang berlokasi di Desa Airanyir, Kabupaten Bangka.

Pembangunan gedung itu terletak tidak jauh dari Gedung A RSUD Soekarno itu merupakan kelanjutan atas rencana pembangunan di tahun sebelumnya yang sempat tertunda karena adanya perubahan perencanaan. Namun, saat ini pembangunan kembali dilanjutkan setelah dipastikan mendapat rekomendasi dari berbagai pihak.

"Kegiatan pembangunan Gedung Radioterapi ini dari pinjaman sarana multi infrastruktur setelah sempat tertunda karena ada perubahan perencanaan yang belum sesuai, sehingga tim pengawasan pembangunan, seperti Kejaksaan, Kepolisian dan Pemprov dalam hal ini RSUD serta BPKP menyarankan dilakukan perubahan. Alhamdulillah sudah clear dan mulai dibangun," kata Erzaldi.

Penambahan layanan radioterapi ini merupakan inisiatif atau usulan dari para dokter, karena berdasarkan data yang diterima, banyak masyarakat Babel yang membutuhkan layanan kesehatan radioterapi dan kemoterapi.

Selama ini pasien layanan kesehatan kemoterapi dan radioterapi harus melakukan pemeriksaan di rumah sakit luar daerah sehingga keluarga pasien harus mengeluarkan dana lebih untuk biaya hidup yang tinggi.

"Masyarakat kita banyak yang membutuhkan layanan radioterapi dan kemoterapi, yang saat ini banyak dirujuk ke Jakarta atau Palembang, padahal banyak pasien dari keluarga kurang mampu. Itu yang mendorong kita menyiapkan rumah sakit dengan fasilitas layanan ini, dan juga atas pertimbangan dan usulan dokter," ujarnya.

Pembangunan gedung tersebut diproyeksikan berjalan selama tujuh bulan, sedangkan untuk alat kesehatan sebagai sarana penunjang pelayanan sudah tersedia, dan tinggal menyisakan satu alat yang mengalami perubahan harga dan sedang diolah oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Kita segera selesaikan kendala alat kesehatan. Jangan lupa, rumah sakit ini sekarang sudah menjadi rumah sakit pendidikan dan akan menjadi rumah sakit tipe B+ yang tentunya akan memberikan pelayanan yang lebih optimal," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022