Pangkalpinang (Antara Babel) - Pedagang ikan air tawar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kesulitan menambah stok karena produksi petani berkurang akibat musim kemarau.
"Kemarau mengakibatkan banyak kolam petani ikan yang kering sehingga berdampak terhadap hasil panen. Biasanya setiap hari saya dapat stok 50 kilogram dari petani, namun kini hanya berkisar 30 kilogram saja," kata seorang pedagang ikan air tawar, Heri di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, meskipun stok terbatas namun harga ikan masih bertahan Rp25.000 per kilogram, sementara permintaan sepi seiring perekonomian warga yang sedang lesu.
"Daya beli menurun akibat lemahnya ekonomi warga sehingga belum berdampak terhadap kenaikan harga ikan. Jika biasanya kita bisa menjual ikan 50 kilogram per hari, kini hanya sekitar 20 kilogram saja," ujarnya.
Menurut dia, ia dan sejumlah pedagang lainnya hanya mengandalkan pasokan lokal karena jika memasok dari luar daerah dikhawatirkan kualitas ikannya sudah tidak bagus lagi selain juga kemungkinan banyak yang mati akibat stres selama di perjalanan.
"Saya lebih mengandalkan pasokan lokal karena masih segar dan kualitasnya juga bagus, jadi tidak perlu ragu untuk menjualnya kepada konsumen. Namun saat ini sebagian besar petani membatasi pemeliharaan ikan karena sulitnya mendapatkan pasokan air untuk kolam-kolamnya," ujarnya.
Demikian juga Hardi, seorang pedagang ikan tawar lainnya yang mengakui jika pasokan ikan tawar saat ini sulit didapat karena berkurangnya minat petani mengembangkan usaha ikan selama musim kemarau.
Menurut dia, petani cenderung melihat kondisi cuaca untuk mengembangkan usaha perikanan agar mereka tidak mengalami kerugian saat memanen.
"Jika hasil panen mereka sedikit tentu akan mengalami kerugian karena biaya pembesaran ikan cukup tinggi sedangkan harga cenderung stabil," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kemarau mengakibatkan banyak kolam petani ikan yang kering sehingga berdampak terhadap hasil panen. Biasanya setiap hari saya dapat stok 50 kilogram dari petani, namun kini hanya berkisar 30 kilogram saja," kata seorang pedagang ikan air tawar, Heri di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, meskipun stok terbatas namun harga ikan masih bertahan Rp25.000 per kilogram, sementara permintaan sepi seiring perekonomian warga yang sedang lesu.
"Daya beli menurun akibat lemahnya ekonomi warga sehingga belum berdampak terhadap kenaikan harga ikan. Jika biasanya kita bisa menjual ikan 50 kilogram per hari, kini hanya sekitar 20 kilogram saja," ujarnya.
Menurut dia, ia dan sejumlah pedagang lainnya hanya mengandalkan pasokan lokal karena jika memasok dari luar daerah dikhawatirkan kualitas ikannya sudah tidak bagus lagi selain juga kemungkinan banyak yang mati akibat stres selama di perjalanan.
"Saya lebih mengandalkan pasokan lokal karena masih segar dan kualitasnya juga bagus, jadi tidak perlu ragu untuk menjualnya kepada konsumen. Namun saat ini sebagian besar petani membatasi pemeliharaan ikan karena sulitnya mendapatkan pasokan air untuk kolam-kolamnya," ujarnya.
Demikian juga Hardi, seorang pedagang ikan tawar lainnya yang mengakui jika pasokan ikan tawar saat ini sulit didapat karena berkurangnya minat petani mengembangkan usaha ikan selama musim kemarau.
Menurut dia, petani cenderung melihat kondisi cuaca untuk mengembangkan usaha perikanan agar mereka tidak mengalami kerugian saat memanen.
"Jika hasil panen mereka sedikit tentu akan mengalami kerugian karena biaya pembesaran ikan cukup tinggi sedangkan harga cenderung stabil," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015