Koba (Antara Babel) - Sebagian warga Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung mulai kesulitan mendapatkan air bersih bersamaan musim kemarau panjang.

Edo (35) seorang warga mengaku selama ini menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari, namun sekarang sudah mulai mengering akibat dilanda kemarau panjang.

"Debit air sumur sudah jauh berkurang, untuk mendapatkan air saya harus menyedotnya larut malam atau menjelang subuh dan itu belum mencukupi untuk kebutuhan harian," ujar Edo, Sabtu.

Ia mengatakan, terpaksa mengambil air untuk mandi di sejumlah lubang bekas penambangan bijih timah karena persediaan air di rumah tidak mencukupi.

"Kadang-kadang saya juga harus membeli air yang diantar langsung ke rumah dengan harga Rp100 ribu per ton, sehingga harus berhemat menggunakan air," ujarnya.

Nardi, warga yang lainnya juga mengeluhkan persediaan air di rumahnya karena sumur gali sebagai sumber air baku sudah kering dilanda kemarau panjang.

"Saya sudah membeli air, tiga kali dalam seminggu membeli air untuk mencukupi kebutuhan air di rumah dan kami harus berhemat menggunakan air," ujarnya.

Sementara Fitra, warga yang lainnya mengaku menggunakan sumur bor sebagai sumber air baku di rumahnya dan debitnya sudah jauh berkurang.

"Memang belum kering, tetapi debit air sangat kecil dan bahkan untuk mengisi bak mandi sampai penuh membutuhkan waktu tiga hingga empat jam," ujarnya.

Bahkan kata dia, hanya disedot sekitar dua jam air sudah mulai kering sehingga harus menunggu lagi untuk kembali bisa disedot menggunakan mesin air.

"Saya menyedot air menjelang subuh, pada waktu tersebut debit air lebih banyak. Kalau siang tidak ada air, disedot menggunakan mesin tidak keluar," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015