Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung, Budi Widihartanto mendukung upaya hilirisasi timah guna mendorong terciptanya lapangan kerja bagi generasi muda agar dapat pekerjaan yang memiliki nilai tambah di masa depan.
"Potensi timah kita sangat tinggi, dan kita penghasil timah kt terbesar setelah cina. Namun 98 persen timah murni di ekspor ke luar negeri, hanya 2 persen saja yang diproses jadi produk hilir di Indonesia," kata Budi dalam kegiatan Babel Economic Forum, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, oleh karena itu ada wacana kebijakan dari presiden dan menteri terkait tentang larangan ekspor, meski belum ditetapkan waktu pelaksanaannya, namun ini baru wacana karena bentuknya seperti apa juga belum dijabarkan.
Jika larangan ekspor ditentukan, sebelumnya diharapkan Bangka Belitung bisa mengisi sektor-sektor hilirisasi yang masih kosong, yang dapat dipenuhi dari akar pohon timah atau industri lain, sebelum pemodal asing yang akan masuk ke Indonesia.
"Memang ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam melalukan proses hilirisasi timah ini, karena tantangannya masalah teknologi dan kompetensi SDM kita," ujarnya.
Ia menambahkan, masalah finansial dan regulasi juga menjadi persoalan serius, namun pemerintah harus bisa mendorong regulasi karena apa yang akan kita berikan untuk negeri pasti ada negosiasi apa yg diberikan dari mereka ke kita dan dari kita ke mereka untuk mencari titik optimal, karena dari investasi yang mereka lakukan, harapan kita adalah lapangan kerja tumbuh di wilayah kita dan kita dapat meningkatkan kompetensi kita dan sudah mampu memberi proses inovasi serta nilai tambah dari industri timah itu sendiri.
"Regulasi harus tetap dibuat karena regulasi memberi kepastian, namun regulasi tidak bisa dibuat dengan berubah-ubah, harus konsisten. Sebelum membuat regulasi kita harus mengumpulkan teman-teman dari kawasan industri karena sering ada keluhan terkait regulasi yang sering berubah-ubah. Kita harus buat regulasi yang menguntungkan masyarakat, daerah dan negara," ujarnya.
Jika hilirasi berkembang, banyak dampak positif, yang pertama sektor-sektor lain akan tumbuh, seperti sektor bangunan, makanan dan akan ada pertumbuhan peningkatan untuk devisa jika bisa di ekspor ke luar negeri.
"Selain itu akan ada industri-industri ikutan lain yang berkaitan dengan timah itu akan tumbuh, baik di wilayah Babel atau pun wilayah lain," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Potensi timah kita sangat tinggi, dan kita penghasil timah kt terbesar setelah cina. Namun 98 persen timah murni di ekspor ke luar negeri, hanya 2 persen saja yang diproses jadi produk hilir di Indonesia," kata Budi dalam kegiatan Babel Economic Forum, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan, oleh karena itu ada wacana kebijakan dari presiden dan menteri terkait tentang larangan ekspor, meski belum ditetapkan waktu pelaksanaannya, namun ini baru wacana karena bentuknya seperti apa juga belum dijabarkan.
Jika larangan ekspor ditentukan, sebelumnya diharapkan Bangka Belitung bisa mengisi sektor-sektor hilirisasi yang masih kosong, yang dapat dipenuhi dari akar pohon timah atau industri lain, sebelum pemodal asing yang akan masuk ke Indonesia.
"Memang ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam melalukan proses hilirisasi timah ini, karena tantangannya masalah teknologi dan kompetensi SDM kita," ujarnya.
Ia menambahkan, masalah finansial dan regulasi juga menjadi persoalan serius, namun pemerintah harus bisa mendorong regulasi karena apa yang akan kita berikan untuk negeri pasti ada negosiasi apa yg diberikan dari mereka ke kita dan dari kita ke mereka untuk mencari titik optimal, karena dari investasi yang mereka lakukan, harapan kita adalah lapangan kerja tumbuh di wilayah kita dan kita dapat meningkatkan kompetensi kita dan sudah mampu memberi proses inovasi serta nilai tambah dari industri timah itu sendiri.
"Regulasi harus tetap dibuat karena regulasi memberi kepastian, namun regulasi tidak bisa dibuat dengan berubah-ubah, harus konsisten. Sebelum membuat regulasi kita harus mengumpulkan teman-teman dari kawasan industri karena sering ada keluhan terkait regulasi yang sering berubah-ubah. Kita harus buat regulasi yang menguntungkan masyarakat, daerah dan negara," ujarnya.
Jika hilirasi berkembang, banyak dampak positif, yang pertama sektor-sektor lain akan tumbuh, seperti sektor bangunan, makanan dan akan ada pertumbuhan peningkatan untuk devisa jika bisa di ekspor ke luar negeri.
"Selain itu akan ada industri-industri ikutan lain yang berkaitan dengan timah itu akan tumbuh, baik di wilayah Babel atau pun wilayah lain," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022