Penyakit cacar monyet telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit berstatus darurat kesehatan internasional.
Meskipun tidak ditetapkan sebagai pandemi global, sebagaimana COVID-19, penyakit yang semua muncul di Afrika dan menyebar ke Eropa itu, telah sampai pada negara-negara ASEAN, yaitu Singapura dan Thailand.
Kabar tentang cacar monyet juga banyak beredar di platform Facebook. Salah satunya, unggahan yang menyatakan cacar monyet menyebar melalui burung.
Unggahan itu menyebut burung yang tidak bisa terbang atau berjalan agar dihindari karena dikhawatirkan menyebarkan virus cacar monyet.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
"Diinfokan kpd semuanya dimana pun Anda berada jika : Anda melihat burung yang tidak bisa terbang, tidak bisa berjalan, atau sedang me ronta2 di tanah, dimohon jangan menangkap atau mendekatinya karena takut tertular penyakit cacar monyet."
Namun, benarkah AS Gunakan Burung untuk kirim virus cacar monyet ke Asia?
Penjelasan:
Dilansir dari laporan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Amerika Serikat, virus cacar monyet bisa menginfeksi berbagai jenis mamalia seperti monyet, trenggiling, landak, anjing padang rumput, dan tikus.
Sedangkan hewan lain seperti burung, reptil, dan burung sangat kecil kemungkinan terpapar cacar monyet. Hingga kini jenis binatang tersebut belum pernah ditemukan ada yang terpapar cacar monyet.
Sejauh ini, burung tidak ditemukan terinfeksi virus monkeypox, atau virus orthopox lainnya.
Satuan tugas pengawasan cacar monyet Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip ANTARA, melaporkan belum ada kasus terkonfirmasi infeksi cacar monyet di Indonesia.
"Sampai di hari ini belum terdapat kasus konfirmasi infeksi monkeypox namun pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat harus tetap waspada," ujar Ketua Satgas Monkeypox PB IDI Hanny Nilasari.
Klaim: AS gunakan burung kirimkan virus cacar monyet ke Asia
Rating: Disinformasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022