Pangkalpinang (Antara Babel) - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Cabang Kepulauan Bangka Belitung, menyediakan 10 ton gula pasir guna menjaga stabilitas harga gula pasir di daerah itu.
"Kita telah menyediakan 10 outlet penjualan gula pasir tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Babel," kata General Manager PPI (Persero) Cabang Kepulauan Babel, Manasar di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan harga penjualan gula pasir di outlet Rp12 ribu per kilogram atau lebih murah dibanding harga pasaran Rp13 ribu per kilogram.
"Stok gula pasir ini yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Selama ini, kata dia, kebutuhan gula pasir masyarakat masih mengandalkan pasokan dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera, karena belum adanya perkebunan tebu dan pabrik gula pasir di daerah ini.
"Potensi kenaikan harga gula pasir ini cukup tinggi, apabila pasokan gula dari luar tersendat akibat cuaca buruk dan produksi menurun di daerah sentra produksi komoditi tersebut," ujarnya.
Menurut dia saat ini ekonomi dan daya beli masyarakat melesu, karena hasil dan harga komoditas unggulan daerah rendah.
"Saat ini hasil dan harga timah, karet, sawit dan lada putih petani kurang, sehingga daya beli masyarakat di pasaran melemah," ujarnya.
Ia berharap stok gula pasir yang mencukupi ini dapat menekan kenaikan harga gula pasir yang akan memberatkan ekonomi masyarakat di daerah ini.
"Kita terus berupaya memperkuat stok guna menjaga stabilitas harga gula pasir, guna meringankan beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan gula pasir," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Kita telah menyediakan 10 outlet penjualan gula pasir tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Babel," kata General Manager PPI (Persero) Cabang Kepulauan Babel, Manasar di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan harga penjualan gula pasir di outlet Rp12 ribu per kilogram atau lebih murah dibanding harga pasaran Rp13 ribu per kilogram.
"Stok gula pasir ini yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Selama ini, kata dia, kebutuhan gula pasir masyarakat masih mengandalkan pasokan dari daerah sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera, karena belum adanya perkebunan tebu dan pabrik gula pasir di daerah ini.
"Potensi kenaikan harga gula pasir ini cukup tinggi, apabila pasokan gula dari luar tersendat akibat cuaca buruk dan produksi menurun di daerah sentra produksi komoditi tersebut," ujarnya.
Menurut dia saat ini ekonomi dan daya beli masyarakat melesu, karena hasil dan harga komoditas unggulan daerah rendah.
"Saat ini hasil dan harga timah, karet, sawit dan lada putih petani kurang, sehingga daya beli masyarakat di pasaran melemah," ujarnya.
Ia berharap stok gula pasir yang mencukupi ini dapat menekan kenaikan harga gula pasir yang akan memberatkan ekonomi masyarakat di daerah ini.
"Kita terus berupaya memperkuat stok guna menjaga stabilitas harga gula pasir, guna meringankan beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan gula pasir," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015