Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Dr.Dudung Abdurachman menyampaikan kuliah umum di Universitas Bangka Belitung dengan tema "Penguatan wawasan kebangsaan bagi generasi muda menuju Indonesia Emas 2045".

"Saya sangat senang karena mahasiswa antusias mendengar kuliah saya dan saya optimis mahasiswa UBB kedepan akan maju karena generasi muda ini memiliki nilai-nilai kebangsaan karena terlihat mereka sudah memahami perbedaan, persatuan dan kesatuan sehingga mereka bertekad menghadapi ancaman-ancaman internal maupun eksternal," kata Jenderal TNI, Dudung Abdurachman usai mengisi kuliah umum di UBB, Kamis.

Dudung mengatakan, berdasarkan hasil riset menunjukkan, waktu yang digunakan untuk Internet saat ini di Indonesia hampir 196,7 juta dan 145,4 juta adalah generasi Z dan milenial.

Dari jumlah tersebut, 73,9 persen pengguna internet didominasi oleh dua generasi itu dan hampir rata-rata 8 jam perhari waktu yang mereka gunakan untuk membuka Internet, sehingga banyak informasi yang masuk dari sumber yang terbuka.

"Ada berita baik dan berita bohong karena jaringan internet banyak berkembang berita bohong, sangat berbahaya jika tidak diimbangi budaya literasi yang memadai," ujarnya.

Menurut Dudung saat ini Indonesia memasuki era post truth, suatu era dimana kebohongan dapat menjadi kebenaran dengan memainkan emosi dan perasaan, sehingga akibatnya mudah terjadi konflik sara, dimana pluralisme beraneka ragam baik dari suku, agama yang sangat rentan antar kelompok dan perorangan.

Hasil riset indeks kerentanan terjadinya konflik berkepanjangan dibeberapa negara, Siria, Libia, Afganistan, Mesir, meski negara yang hanya menganut satu agama saja terjadi konflik yang berkepanjangan dan porak poranda.

Konflik di Irak, Sudan, Libia dan Yaman sekarang luar biasa sampai mengangkat senjata. Indonesia menduduki urutan ke 99 dari 189 negara dan di Indonesia ada 17.000 pulau dengan bermacam agama, beragam suku. 

"Bayangkan jika tidak kita kelola dengan baik, untuk mendirikan bangsa bukan salah satu kelompok dan agama, tapi dengan kebersamaan. Kita pernah dengar bahwa presiden pertama menyampaikan ancaman lebih kompleks karena menyangkut persatuan dan kesatuan bangsa dan setiap saya mengunjungi daerah pasti saya sampaikan ini," ujarnya.

Selama 350 tahun Indonesia dijajah Belanda, 35 tahun dijajah Jepang sehingga saat ini kita bisa merdeka karena perjuangan leluhur dan pejuang kita meski 16.000 pejuang gugur dan 13.000 rakyat mengungsi dari Surabaya di peristiwa 10 November, namun kita mampu menggelorakan semangat perjuangan.

Sejarah membuktikan persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia sangat kuat karena bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai persatuan yang digunakan saat bangsa menghadapi musuh bersama, yakni Bhinneka Tunggal Ika. 

"Oleh karena itu mari kita hidup berdampingan dengan bergotong royong agar kita dapat memperoleh kekuatan karena apapun permasalahan harus diselesaikan," ujarnya.

Dudung berharap, peran mahasiswa saat ini dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, adalah menjadi agen perubahan, dimana mahasiswa harus mendorong kelompok masyarakat agar menjaga nilai-nilai pancasila melalui pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.

Mahasiswa juga harus menjadi penjaga nilai, dimana mahasiswa menjadi garda terdepan dalam menjaga pancasila. Mahasiswa juga harus menjadi penerus bangsa karena keutuhan bangsa tergantung dari mahasiswa menjaga keutuhan pancasila. 

Selain itu, mahasiswa harus menjadi penonton sosial, dimana mahasiswa harus tampil untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran. Mahasiswa dapat menjadi motivator dan pendorong agar masyarakat menjadi makmur.

"Kita harap ilmu yang didapat di perguruan tinggi bisa terlihat hasilnya dan mahasiswa dapat berkontribusi untuk masyarakat sehingga berdampak ke masyarakat karena pasca COVID ini masyarakat banyak mengalami kesulitan ekonomi," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022