Pangkalpinang (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi akan mengenjot kinerja satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), guna meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) masyarakat di daerah itu.
"Pada tahun lalu IPM Bangka Belitung 68,27 atau mendekati kategori tertinggal se-Sumatera," kata Rustam Effendi usai kegiatan sosialisasi IPM Metode Baru di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan perencanaan dan evaluasi pembangunan harus menggunakan data yang lebih akurat, terukur dan terpadu, sehingga diperlukan kerja keras serta dukungan masyarakat.
"Dengan adanya metode baru ini, indikator pembentuk IPM lebih cermat. Semestinya indikator pengetahuan tahun ini lebih ditingkatkan dibanding tahun lalu yang masih rendah yaitu rata-rata lama sekolah tujuh tahun, harapan lama sekolah 11 tahun kontras pengeluaran per kapita Rp11,7 juta per tahun," ujarnya.
Ia mengatakan ada dua alasan mendasar dalam perubahan metode penghitungan IPM ini yaitu beberapa indikator atau melek huruf yang tidak relevan dan kelemahan pengunaan rumus rata-rata aritmatika.
"Metode baru IPM menggunakan indikator angka harapan lama sekolah dan produk nasional bruto. Metode agregasi diubah menjadi rata-rata geometrik," ujarnya.
Menurut dia IPM merupakan indikator penting mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia dalam mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan dan pendidikan.
"Kami berharap seluruh SKPD dan masyarakat mendukung dan berperan aktif membantu BPS dalam mendata IPM daerah ini, agar data IPM yang diperoleh akurat dan terpecaya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Pada tahun lalu IPM Bangka Belitung 68,27 atau mendekati kategori tertinggal se-Sumatera," kata Rustam Effendi usai kegiatan sosialisasi IPM Metode Baru di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan perencanaan dan evaluasi pembangunan harus menggunakan data yang lebih akurat, terukur dan terpadu, sehingga diperlukan kerja keras serta dukungan masyarakat.
"Dengan adanya metode baru ini, indikator pembentuk IPM lebih cermat. Semestinya indikator pengetahuan tahun ini lebih ditingkatkan dibanding tahun lalu yang masih rendah yaitu rata-rata lama sekolah tujuh tahun, harapan lama sekolah 11 tahun kontras pengeluaran per kapita Rp11,7 juta per tahun," ujarnya.
Ia mengatakan ada dua alasan mendasar dalam perubahan metode penghitungan IPM ini yaitu beberapa indikator atau melek huruf yang tidak relevan dan kelemahan pengunaan rumus rata-rata aritmatika.
"Metode baru IPM menggunakan indikator angka harapan lama sekolah dan produk nasional bruto. Metode agregasi diubah menjadi rata-rata geometrik," ujarnya.
Menurut dia IPM merupakan indikator penting mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia dalam mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan dan pendidikan.
"Kami berharap seluruh SKPD dan masyarakat mendukung dan berperan aktif membantu BPS dalam mendata IPM daerah ini, agar data IPM yang diperoleh akurat dan terpecaya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015