Pejabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin mengatakan delegasi G20 akan mengunjungi destinasi wisata sejarah penambangan timah terbesar di Asia Tenggara di Belitung Timur, sebagai upaya pemerintah daerah (pemda) mempromosikan wisata sejarah tambang itu.
"Kami sudah memastikan kesiapan destinasi wisata sejarah tambang timah terbuka, terdalam, dan terbesar, di Asia Tenggara untuk menjadi alternatif delegasi G20 berwisata di tengah perhelatan DWG G20 Belitung," kata Ridwan Djamaluddin di Belitung, Rabu.
Ia mengatakan berbagai pembenahan sudah dilakukan oleh pihak pengelola yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyambut kegiatan G20, seperti perbaikan akses jalan utama dari area penerimaan menuju ke wisata sejarah penambangan timah "Open Pit Nam Salu" yang terlihat semakin mulus.
"Persiapannya sudah bagus, terutama akses jalan dan pemasangan atribut bendera delegasi G20 yang telah terpasang di Open Pit Nam Salu," ungkapnya.
Menurut dia, fasilitas pendukung yang tersedia di kawasan wisata ini juga mendapat perbaikan, diantaranya terdapat container park, berbagai fasilitas seperti kantor sekretariat, pusat informasi geologi, dan papan informasi seputar destinasi wisata.
Selanjutnya sudah tersedianya tiga unit bangunan toilet, kantin, TIC (Tourist Information Center), panggung budaya, balai adat, rumah keramik dan kios cenderamata.
"Saat ini tinggal pertambangan ilegal di sekitar Open Pit Nam Salu yang masih ada, ini membuat malu dan segera kita bongkar," tegasnya.
Ia menambahkan wisata sejarah tambang timah terbuka di Bukit Kik Karak Kelapa Kampit Belitung Timur merupakan wisata bekas tambang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
"Penambangan timah di kawasan ini sudah dilakukan sejak 1980 hingga 1993 dan telah menjadi salah satu tujuan berwisata wisatawan domestik dan manca negara ke negeri laskar pelangi ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Kami sudah memastikan kesiapan destinasi wisata sejarah tambang timah terbuka, terdalam, dan terbesar, di Asia Tenggara untuk menjadi alternatif delegasi G20 berwisata di tengah perhelatan DWG G20 Belitung," kata Ridwan Djamaluddin di Belitung, Rabu.
Ia mengatakan berbagai pembenahan sudah dilakukan oleh pihak pengelola yang bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyambut kegiatan G20, seperti perbaikan akses jalan utama dari area penerimaan menuju ke wisata sejarah penambangan timah "Open Pit Nam Salu" yang terlihat semakin mulus.
"Persiapannya sudah bagus, terutama akses jalan dan pemasangan atribut bendera delegasi G20 yang telah terpasang di Open Pit Nam Salu," ungkapnya.
Menurut dia, fasilitas pendukung yang tersedia di kawasan wisata ini juga mendapat perbaikan, diantaranya terdapat container park, berbagai fasilitas seperti kantor sekretariat, pusat informasi geologi, dan papan informasi seputar destinasi wisata.
Selanjutnya sudah tersedianya tiga unit bangunan toilet, kantin, TIC (Tourist Information Center), panggung budaya, balai adat, rumah keramik dan kios cenderamata.
"Saat ini tinggal pertambangan ilegal di sekitar Open Pit Nam Salu yang masih ada, ini membuat malu dan segera kita bongkar," tegasnya.
Ia menambahkan wisata sejarah tambang timah terbuka di Bukit Kik Karak Kelapa Kampit Belitung Timur merupakan wisata bekas tambang pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
"Penambangan timah di kawasan ini sudah dilakukan sejak 1980 hingga 1993 dan telah menjadi salah satu tujuan berwisata wisatawan domestik dan manca negara ke negeri laskar pelangi ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022