Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan membudidayakan siput gonggong, guna mengantisipasi kepunahan biota laut yang bernilai ekonomi tinggi tersebut.

"Saat ini siput gonggong terancam punah, karena tingkat perburuan yang tinggi, tanpa ada upaya melestarikan biota laut khas daerah itu" kata Kasi Produksi dan Pengendalian Budidaya Ikan DKP Kepulauan Babel, Winarso di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan tingkat pemburuan siput gonggong semakin tidak terkendalikan, karena biota laut memiliki nilai jual mencapai Rp150 ribu per kilogram.

Selain itu, kerusakan lingkungan di pesisir pantai yang cukup tinggi, mengakibatkan populasi siput semakin berkurang.

"Dalam waktu dekat ini kita akan melakukan survei lokasi pembudidayaan siput gonggong yang aman dan mudah dikontrol petugas di kabupaten/kota," ujarnya.

Menurut dia seluruh wilayah pesisir di daerah ini cocok untuk pembudidayaan siput gonggong ini, namun demikian perlu lokasi-lokasi yang dinilai aman dalam pengembangbiakan siput ini.

"Pembudidayaan siput gonggong ini baru pertama kali dilakukan dan jika budidaya ini berhasil maka secara tidak langsung dapat meningkatkan usaha kuliner masyarakat pesisir," ujarnya.

Selama ini, kata dia,  berbagai produk makanan berbahan baku siput gonggong seperti kerupuk, kemplang, dan lainnya sangat diminati pasar lokal, nasional dan internasional, sehingga tingkat perburuan siput ini mengalami peningkatan yang tinggi.

"Jika tidak ada upaya melestarikan siput ini, maka biota ini akan punah dengan sendirinya, pada akhirnya masyarakat pesisir daerah ini tidak bisa memproduksi berbagai makanan siput gonggong," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015