Koba, Babel (ANTARA) - Kasus stunting di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun dari 21,2 persen menjadi 18,2 persen pada 2023.
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Rabu, mengatakan prevalensi stunting pada 2023 turun sebesar tiga persen karena komitmen berbagai pihak dalam menekan laju kasus gagal tumbuh pada anak itu.
"Capaian ini tentu merupakan kabar gembira dan tidak lepas dari kerja sama dan sinergi semua pihak yang terus konsisten menekan laju angka prevalensi stunting," kata Algafry.
Ia mengajak kerja sama semua pihak semakin ditingkatkan secara kontinyu baik dari sisi penyediaan pangan yang bergizi, kualitas sanitasi, lingkungan bersih dan penunjang lain untuk mendukung intervensi pencegahan dan penurunan stunting.
"Saya tentu memberikan apresiasi kepada semua pihak terutama pihak kecamatan yang sangat efektif menjalankan program pemberian gizi seimbang kepada balita dan ibu hamil," ujarnya.
Kepala DPPKBPPPA Bangka Tengah Lina Lindayanti mengatakan kegiatan rembuk stunting yang selalu dilakukan oleh sejumlah pemangku kepentingan sangat efektif dalam menekan angka kasus stunting.
"Dalam rembuk stunting itu kita bisa menyampaikan gagasan program dalam menekan angka stunting, sekaligus saling berkoordinasi dalam menangani stunting," ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan rembuk stunting dapat menjadi dasar intervensi dalam menyusun strategi dan program kegiatan dalam mencegah stunting serta menguatkan kolaborasi antar-OPD menuju Bangka Tengah bebas stunting.
"Tentu saja kita terus berupaya menekan angka kasus stunting setiap tahun, terutama di lokasi fokus yang menjadi perhatian karena ditemukannya kejadian stunting," ujarnya.