Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan kegiatan audit kasus stunting semester II, untuk penajaman intervensi terhadap kelompok masyarakat rentan.
"Kegiatan diseminasi merupakan proses audit rangkaian kasus stunting yang bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian berdasarkan kelompok sasaran yang diaudit yaitu pengantin, ibu hamil, ibu nifas, serta baduta/balita," kata Plt Bupati Bangka Tengah Era Susanto di Koba, Kamis.
Era Menjelaskan, saat ini masih terdapat 30 kejadian stunting yang terdiri dari calon pengantin terdapat dia kasus, ibu hamil 12 kasus, ibu nifas empat kasus dan baduta/balita 12 kasus.
Untuk kecamatan, jumlah kasus terbanyak yang diaudit yaitu Kecamatan Lubuk Besar terdapat tujuh kasus, Kecamatan Koba enam kasus, Kecamatan Pangkalanbaru dan Kecamatan Namang masing-masing lima kasus, Kecamatan Simpangkatis empat kasus dan Kecamatan Sungaiselan 3 kasus.
"Saya selaku Ketua TPPS menyampaikan apresiasi tim pakar, tim teknis kecamatan dan desa yang telah melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan audit kasus stunting," ujarnya.
Era berharap kegiatan ini dapat memberikan motivasi dan semangat dalam upaya penurunan stunting di daerah itu.
"Dengan komitmen bersama dan dukungan nyata, melalui diseminasi rencana tindak lanjut audit kasus stunting ini saya berharap dapat memberikan motivasi dan semangat kepada kita semua untuk terus berusaha dalam rangka percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menargetkan mampu menekan angka stunting hingga 10 persen pada 2024.
"Saat ini kasus stunting tercatat angka 18,2 persen, kita upayakan bisa ditekan hingga 10 persen pada 2024," kata Plt Bupati Bangka Tengah Era Susanto di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan, untuk menekan angka stunting hingga 10 persen memerlukan upaya bersama dan komitmen berbagai pihak dalam menetapkan langkah serta strategi dalam menekan kejadian stunting.
Era juga mengatakan, angka stunting di daerahnya pada 2023 turun menjadi 18,2 persen jika dibandingkan dengan angka pada 2022 yang mencapai 21,2 persen.