Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu mencapai 250 orang.
Ketua HAKLI Kabupaten Bangka Boy Yandra di Sungailiat, Senin mengatakan berdasarkan data terhitung dari Januari 2022 sampai akhir Oktober 2022 kasus DBD mencapai 250 orang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
"Dari ratusan penderita DBD tersebut diketahui empat pasien meninggal dunia termasuk seorang bayi usia tujuh bulan," jelas dia.
Untuk mencegah peningkatan penularan DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti kata dia, pihaknya memaksimalkan penyuluhan di masyarakat, lembaga sekolah maupun bergabung dengan Puskesmas keliling.
"HAKLI ikut berperan bersama Dinas Kesehatan dan lintas sektoral yang lain melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dini penyakit DBD," ujarnya.
Sesuai standar aturan penanganan dan pencegahan DBD kata Boy Yandra, jika ditemukan salah satu warga dinyatakan DBD berdasarkan hasil laboratorium maka akan dilakukan pembersihan sarang nyamuk di lingkungan tersebut kemudian dilanjutkan penyemprotan atau fogging radius 100 meter.
"Gerakan gotong royong masyarakat terus dioptimalkan guna membunuh jentik atau memusnahkan telur nyamuk aedes aegypti di tempat air menggenang," jelas dia.
Di saat musim penghujan seperti sekarang, dia menekankan seluruh masyarakat agar benar-benar memperhatikan kebersihan lingkungan, pastikan tidak ada air menggenang, menguras tampungan air minimal satu minggu sekali, mengubur barang bekas dan menaburkan abate di tempat yang berpotensi berkembang biak nyamuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Ketua HAKLI Kabupaten Bangka Boy Yandra di Sungailiat, Senin mengatakan berdasarkan data terhitung dari Januari 2022 sampai akhir Oktober 2022 kasus DBD mencapai 250 orang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
"Dari ratusan penderita DBD tersebut diketahui empat pasien meninggal dunia termasuk seorang bayi usia tujuh bulan," jelas dia.
Untuk mencegah peningkatan penularan DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti kata dia, pihaknya memaksimalkan penyuluhan di masyarakat, lembaga sekolah maupun bergabung dengan Puskesmas keliling.
"HAKLI ikut berperan bersama Dinas Kesehatan dan lintas sektoral yang lain melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dini penyakit DBD," ujarnya.
Sesuai standar aturan penanganan dan pencegahan DBD kata Boy Yandra, jika ditemukan salah satu warga dinyatakan DBD berdasarkan hasil laboratorium maka akan dilakukan pembersihan sarang nyamuk di lingkungan tersebut kemudian dilanjutkan penyemprotan atau fogging radius 100 meter.
"Gerakan gotong royong masyarakat terus dioptimalkan guna membunuh jentik atau memusnahkan telur nyamuk aedes aegypti di tempat air menggenang," jelas dia.
Di saat musim penghujan seperti sekarang, dia menekankan seluruh masyarakat agar benar-benar memperhatikan kebersihan lingkungan, pastikan tidak ada air menggenang, menguras tampungan air minimal satu minggu sekali, mengubur barang bekas dan menaburkan abate di tempat yang berpotensi berkembang biak nyamuk.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022