Inggris mengawali penampilannya dalam Piala Dunia 2022 di Qatar dengan menantang Iran di Stadion Internasional Khalifa. Tim asuhan Gareth Southgate ini masuk stadion dengan bekal salah satu favorit juara Piala Dunia 2022.
Inggris akan langsung memasang formasi terkuatnya karena runner-up Euro 2020 ini tak mau melanjutkan tren buruk dalam enam pertandingan terakhirnya dan sebaliknya ingin tancap gas dengan kemenangan yang membuat langkah berikutnya mereka semakin mudah.
Tetapi Southgate tak akan mau mengambil risiko dengan tetap menjaga timnya mempertahankan catatan clean sheet.
Pertahahan yang solid adalah salah satu bagian yang penting dalam sukses Inggris di bawah nakhoda Gareth Southgate yang empat tahun lalu mencapai semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia dan kalah adu penalti dalam final Euro 2020 melawan Italia.
Diberkati oleh skuad yang kuat di semua lini, Inggris akan tancap gas dalam laga pembuka Grup B ini, tanpa meremehkan lawannya yang dilatih Carlos Queiroz itu yang menempati urutan ke-20 dalam peringkat FIFA.
Namun Inggris membutuhkan kreativitas dan organisasi pertahanan yang padu sehingga hasil buruk dalam enam pertandingan Nations League belum lama ini yang tanpa sekalipun menang, tidak terulang pada fase awal Piala Dunia.
Sebaliknya sebagai tim dengan peringkat paling rendah di Grup B, Tim Melli seharusnya menjadi lawan yang tak akan sulit ditaklukkan Three Lions.
Tetapi dalam beberapa bulan terakhir Iran telah membuktikan diri sebagai tim yang tidak mudah menyerah.
Pasukan Carlos Queiroz memenangkan 15 dari 20 pertandingan terakhirnya dalam semua kompetisi. Mereka hanya kalah dua kali dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pun dalam beberapa pertandingan persahabatan belum lama ini, Iran bahkan menggulingkan Uruguay yang sudah pasti tak diabaikan oleh Gareth Southgate.
Inggris harus mencari akal dalam membongkar fondasi pertahanan Iran dan sekaligus mencegah pemain-pemain sayap melancarkan serangan balik yang cepat.
Bagi Iran sendiri, pertemuan pertamanya dengan Inggris menjadi momen kebanggaan nasional yang menjadi pembuka sukses yang sebelum ini tak pernah mereka capai, yakni lolos fase grup.
Pemain sayap Alireza Jahanbakhsh menegaskan bahwa rekan-rekan satu timnya hanya fokus berusaha melewati fase grup yang jika terjadi maka akan menjadi yang pertama bagi Iran.
Jahanbakhsh juga siap membuat rekan-rekan sebangsanya bangga dan kemudian bergembira di tengah krisis politik yang melanda Iran.
"Pada akhirnya ketika sepak bola menyatu, kita bisa menciptakan kegembiraan, kita bisa membuat orang-orang bahagia," kata dia seperti dikutip Reuters.
Prediksi sebelas pemain pertama:
Inggris (4-2-3-1): Jordan Pickford; Kieren Trippier, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Declan Rice, Jude Bellingham; Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden; Harry Kane
Iran (4-3-3): Alireza Beiranvand; Sadegh Moharrami, Hossein Kananizadegan, Shoja Khalilzadeh, Abolfazi Jalali; Saman Ghoddos, Saeid Ezatolahi,Ehsan Hajsafi; Alireza Jahanbakhsh, Mehdi Taremi, Mehdi Torabi
Skenario pertandingan
Bek kanan Kyle Walker sepertinya tidak akan dipasang dulu sebagai starter karena masih memulihkan diri dari operasi paha. Untuk itu Southgate akan menempatkan Kieran Trippier di sisi kanan yang bersama bek kiri Luke Shaw akan melindungi dua sisi pertahanan Inggris, sedangkan John Stones dan Harry Maguire menjadi pilar kembar di jantung pertahan.
Southgate cenderung memasang formasi tradisional empat bek seperti itu karena Iran bukan lawan yang terlalu membutuhkan perlakuan spesial walaupun lini serang mereka tergolong eksplosif.
Kunci permainan Inggris akan terletak pada bagaimana mereka mengusai poros lapangan yang berfungsi ganda sebagai penopang serangan dan sekaligus pelindung pertahanan.
Di sini seharusnya Declan Rice didampingi Kalvin Phillips yang selama 2020 membentuk kemitraan lapangan tengah yang kuat, tetapi Southgate sepertinya lebih memilih Jude Bellingham yang jauh lebih bugar dari Phillips sehingga menghimpun menit bermain yang lebih banyak.
Harry Kane akan menjadi peneror pertahanan Iran yang konstan, dan dia bisa diapit oleh Phil Foden dan Mason Mount, atau kalau tidak Bukayo Saka yang selama musim ini perannya sangat menonjol di Arsenal.
Tetapi Iran juga akan memasang formasi yang tak kalah ofensif karena mungkin pertahanan terbaik adalah menyerang. Tiga gelandang yang melepas tiga pemain depan menjadi jaminan mereka bakal membuat laga melawan Inggris berjalan sengit.
Sayang sepertinya gelandang berpengalaman Omid Ebrahimi tak akan tampil karena masih terganggu cedera paha. Iran juga mungkin tak akan memang striker Bayer Leverkusen Sardar Azmoun yang sepertinya masih terdampak cedera otot betis yang dia alami bulan lalu.
Jadilah pelatih Carlos Queiroz memasang ujung tombak Porto, Mehdi Taremi, yang akan diapit Alireza Jahanbakhsh di kanan dan Mehdi Torabi di sayap kiri, sebaliknya Saman Ghoddos kemungkinan akan diturunkan sebagai pemain pengganti.
Iran kembali akan dikembali dikapteni pemain veteran Ehsan Hajsafi.
Statistik penting kedua tim
- Kedua tim tak pernah bertemu dalam pertandingan kompetitif sehingga pertemuan Senin 21 November ini adalah yang pertama bagi mereka.
- Baik Inggris maupun Iran lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 setelah menjuarai grup dalam zona kualifikasi masing-masing.
- Inggris tak pernah menang dalam lima pertandingan terakhirnya termasuk kalah dua kali dari Italia, sedangkan Iran memenangkan tiga dari lima laga terakhirnya termasuk menumbangkan Uruguay 1-0.
- Iran untuk ketiga kali berturut-turut lolos dalam tiga Piala Dunia terakhir dan total lima kali lolos tapi tak pernah lebih dari fase grup.
- Inggris sudah 16 kali mengikuti putaran final Piala Dunia dan baru sekali menjuarainya pada 1966.
- Iran mencetak 49 gol dan kebobolan delapan gol dalam kualifikasi zona Asia, serta memenangkan 14 dari 18 pertandingan untuk bisa lolos ke Qatar.
- Iran tika kali berturut-turut menjuarai Piala Asia dalam kurun 1968-1976.
- Inggris memenangkan delapan dari 10 pertandingan kualifikasinya dengan mencetak 39 gol dan hanya kemasukan tiga gol.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Inggris akan langsung memasang formasi terkuatnya karena runner-up Euro 2020 ini tak mau melanjutkan tren buruk dalam enam pertandingan terakhirnya dan sebaliknya ingin tancap gas dengan kemenangan yang membuat langkah berikutnya mereka semakin mudah.
Tetapi Southgate tak akan mau mengambil risiko dengan tetap menjaga timnya mempertahankan catatan clean sheet.
Pertahahan yang solid adalah salah satu bagian yang penting dalam sukses Inggris di bawah nakhoda Gareth Southgate yang empat tahun lalu mencapai semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia dan kalah adu penalti dalam final Euro 2020 melawan Italia.
Diberkati oleh skuad yang kuat di semua lini, Inggris akan tancap gas dalam laga pembuka Grup B ini, tanpa meremehkan lawannya yang dilatih Carlos Queiroz itu yang menempati urutan ke-20 dalam peringkat FIFA.
Namun Inggris membutuhkan kreativitas dan organisasi pertahanan yang padu sehingga hasil buruk dalam enam pertandingan Nations League belum lama ini yang tanpa sekalipun menang, tidak terulang pada fase awal Piala Dunia.
Sebaliknya sebagai tim dengan peringkat paling rendah di Grup B, Tim Melli seharusnya menjadi lawan yang tak akan sulit ditaklukkan Three Lions.
Tetapi dalam beberapa bulan terakhir Iran telah membuktikan diri sebagai tim yang tidak mudah menyerah.
Pasukan Carlos Queiroz memenangkan 15 dari 20 pertandingan terakhirnya dalam semua kompetisi. Mereka hanya kalah dua kali dalam kurun tiga tahun terakhir.
Pun dalam beberapa pertandingan persahabatan belum lama ini, Iran bahkan menggulingkan Uruguay yang sudah pasti tak diabaikan oleh Gareth Southgate.
Inggris harus mencari akal dalam membongkar fondasi pertahanan Iran dan sekaligus mencegah pemain-pemain sayap melancarkan serangan balik yang cepat.
Bagi Iran sendiri, pertemuan pertamanya dengan Inggris menjadi momen kebanggaan nasional yang menjadi pembuka sukses yang sebelum ini tak pernah mereka capai, yakni lolos fase grup.
Pemain sayap Alireza Jahanbakhsh menegaskan bahwa rekan-rekan satu timnya hanya fokus berusaha melewati fase grup yang jika terjadi maka akan menjadi yang pertama bagi Iran.
Jahanbakhsh juga siap membuat rekan-rekan sebangsanya bangga dan kemudian bergembira di tengah krisis politik yang melanda Iran.
"Pada akhirnya ketika sepak bola menyatu, kita bisa menciptakan kegembiraan, kita bisa membuat orang-orang bahagia," kata dia seperti dikutip Reuters.
Prediksi sebelas pemain pertama:
Inggris (4-2-3-1): Jordan Pickford; Kieren Trippier, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Declan Rice, Jude Bellingham; Raheem Sterling, Mason Mount, Phil Foden; Harry Kane
Iran (4-3-3): Alireza Beiranvand; Sadegh Moharrami, Hossein Kananizadegan, Shoja Khalilzadeh, Abolfazi Jalali; Saman Ghoddos, Saeid Ezatolahi,Ehsan Hajsafi; Alireza Jahanbakhsh, Mehdi Taremi, Mehdi Torabi
Skenario pertandingan
Bek kanan Kyle Walker sepertinya tidak akan dipasang dulu sebagai starter karena masih memulihkan diri dari operasi paha. Untuk itu Southgate akan menempatkan Kieran Trippier di sisi kanan yang bersama bek kiri Luke Shaw akan melindungi dua sisi pertahanan Inggris, sedangkan John Stones dan Harry Maguire menjadi pilar kembar di jantung pertahan.
Southgate cenderung memasang formasi tradisional empat bek seperti itu karena Iran bukan lawan yang terlalu membutuhkan perlakuan spesial walaupun lini serang mereka tergolong eksplosif.
Kunci permainan Inggris akan terletak pada bagaimana mereka mengusai poros lapangan yang berfungsi ganda sebagai penopang serangan dan sekaligus pelindung pertahanan.
Di sini seharusnya Declan Rice didampingi Kalvin Phillips yang selama 2020 membentuk kemitraan lapangan tengah yang kuat, tetapi Southgate sepertinya lebih memilih Jude Bellingham yang jauh lebih bugar dari Phillips sehingga menghimpun menit bermain yang lebih banyak.
Harry Kane akan menjadi peneror pertahanan Iran yang konstan, dan dia bisa diapit oleh Phil Foden dan Mason Mount, atau kalau tidak Bukayo Saka yang selama musim ini perannya sangat menonjol di Arsenal.
Tetapi Iran juga akan memasang formasi yang tak kalah ofensif karena mungkin pertahanan terbaik adalah menyerang. Tiga gelandang yang melepas tiga pemain depan menjadi jaminan mereka bakal membuat laga melawan Inggris berjalan sengit.
Sayang sepertinya gelandang berpengalaman Omid Ebrahimi tak akan tampil karena masih terganggu cedera paha. Iran juga mungkin tak akan memang striker Bayer Leverkusen Sardar Azmoun yang sepertinya masih terdampak cedera otot betis yang dia alami bulan lalu.
Jadilah pelatih Carlos Queiroz memasang ujung tombak Porto, Mehdi Taremi, yang akan diapit Alireza Jahanbakhsh di kanan dan Mehdi Torabi di sayap kiri, sebaliknya Saman Ghoddos kemungkinan akan diturunkan sebagai pemain pengganti.
Iran kembali akan dikembali dikapteni pemain veteran Ehsan Hajsafi.
Statistik penting kedua tim
- Kedua tim tak pernah bertemu dalam pertandingan kompetitif sehingga pertemuan Senin 21 November ini adalah yang pertama bagi mereka.
- Baik Inggris maupun Iran lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 setelah menjuarai grup dalam zona kualifikasi masing-masing.
- Inggris tak pernah menang dalam lima pertandingan terakhirnya termasuk kalah dua kali dari Italia, sedangkan Iran memenangkan tiga dari lima laga terakhirnya termasuk menumbangkan Uruguay 1-0.
- Iran untuk ketiga kali berturut-turut lolos dalam tiga Piala Dunia terakhir dan total lima kali lolos tapi tak pernah lebih dari fase grup.
- Inggris sudah 16 kali mengikuti putaran final Piala Dunia dan baru sekali menjuarainya pada 1966.
- Iran mencetak 49 gol dan kebobolan delapan gol dalam kualifikasi zona Asia, serta memenangkan 14 dari 18 pertandingan untuk bisa lolos ke Qatar.
- Iran tika kali berturut-turut menjuarai Piala Asia dalam kurun 1968-1976.
- Inggris memenangkan delapan dari 10 pertandingan kualifikasinya dengan mencetak 39 gol dan hanya kemasukan tiga gol.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022