Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya meningkatkan ketahanan pangan lokal untuk menurunkan ketergantungan pasokan bahan pangan dari daerah lain.
"Selama ini tingkat ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah cukup tinggi yaitu sekitar 90 persen, melalui berbagai upaya yang kami lakukan kami targetkan pada 2020 Bangka Barat mampu mewujudkan swasembada," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Kabupaten Bangka Barat, Saiful Pudri di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian, terutama pertanian lahan sawah, menjadi prioritas utama untuk menurunkan ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah.
"Mengoptimalkan peran penyuluh yang tersebar di seluruh kecamatan menjadi tanggung jawab kami untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi," kata dia.
Ia mengatakan, keterampilan petani mengelola lahan tanaman pangan yang ada menjadi kendala utama dalam upaya tersebut.
Menurut dia, masyarakat di daerah itu belum terbiasa mengolah lahan tanaman pangan karena secara turun temurun mereka lebih terbiasa dengan tanaman perkebunan, seperti tanaman kelapa sawit, lada dan karet.
"Pertanian pangan, baik sawah maupun ladang merpakan sektor yang baru berjalan sejak dimulainya pembukaan lahan pertanian pada 2012 sehingga masyarakat petani masih kurang terampil," kata dia.
Namun dengan pola pendekatan yang dilakukan para penyuluh, ia optimis dalam beberapa tahun ke depan tingkat produksi dan produktivitas padi di daerah itu akan meningkat.
"Saat ini rata-rata produktivitas lahan pertanian masih sekitar dua ton per hektare per tahun, kami targetkan pada 2017 akan meningkat mencapai rata-rata empat ton per hektare per panen," katanya.
Selain meningkatkan produktivitas dan produksi padi, kata dia, pola diversifikasi pangan juga terus disosialisasikan sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Selama ini tingkat ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah cukup tinggi yaitu sekitar 90 persen, melalui berbagai upaya yang kami lakukan kami targetkan pada 2020 Bangka Barat mampu mewujudkan swasembada," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Kabupaten Bangka Barat, Saiful Pudri di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian, terutama pertanian lahan sawah, menjadi prioritas utama untuk menurunkan ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah.
"Mengoptimalkan peran penyuluh yang tersebar di seluruh kecamatan menjadi tanggung jawab kami untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi," kata dia.
Ia mengatakan, keterampilan petani mengelola lahan tanaman pangan yang ada menjadi kendala utama dalam upaya tersebut.
Menurut dia, masyarakat di daerah itu belum terbiasa mengolah lahan tanaman pangan karena secara turun temurun mereka lebih terbiasa dengan tanaman perkebunan, seperti tanaman kelapa sawit, lada dan karet.
"Pertanian pangan, baik sawah maupun ladang merpakan sektor yang baru berjalan sejak dimulainya pembukaan lahan pertanian pada 2012 sehingga masyarakat petani masih kurang terampil," kata dia.
Namun dengan pola pendekatan yang dilakukan para penyuluh, ia optimis dalam beberapa tahun ke depan tingkat produksi dan produktivitas padi di daerah itu akan meningkat.
"Saat ini rata-rata produktivitas lahan pertanian masih sekitar dua ton per hektare per tahun, kami targetkan pada 2017 akan meningkat mencapai rata-rata empat ton per hektare per panen," katanya.
Selain meningkatkan produktivitas dan produksi padi, kata dia, pola diversifikasi pangan juga terus disosialisasikan sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016