Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan produksi padi di daerah itu pada 2015 mengalami penurunan sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada 2014 produksi padi mencapai 4.000 ton, namun pada tahun lalu turun menjadi sekitar 3.600 ton karena faktor hama dan musim kemarau yang cukup panjang," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Kabupaten Bangka Barat, Saiful Pudri di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, hama tikus merupakan salah satu persoalan utama yang sering harus dihadapi petani di daerah itu.
Menurut dia, pola tanam yang tidak serentak dalam satu hamparan menjadikan tikus sulit untuk dibasmi karena hama tersebut akan dengan mudah berpindah dari lahan satu ke lahan yang lain.
"Ke depan kami akan berupaya untuk menggalakkan pola tanam padi serentak sehingga seluruh lahan dalam satu hamparan bisa bersih bersamaan. Dengan pola seperti itu tikus tidak akan memiliki lokasi bersembunyi karena seluruh lahan digarap petani," kata dia.
Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, peran para penyuluh pertanian sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada seluruh kelompok tani dan anggotanya agar mau berpindah ke pola tanam serentak.
Terkait dengan kekeringan yang diakibatkan oleh mudim kemarau panjang, kata dia, sejauh ini masih menjadi kendala tersendiri bagi petani lokal karena cukup sulit untuk diatasi.
Menurut dia, belum adanya fasilitas irigasi di seluruh lahan pertanian sawah di daerah itu menjadi kendala dalam penyediaan air.
"Sebagian besar lahan yang ada merupakan lahan sawah tadah hujan, ke depan kami berupaya agar seluruh lahan sawah bisa diairi secara permanen dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada di sekitarnya," kata dia.
Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi denga Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum kabupaten setempat untuk bersama-sama merealisasikan hal itu.
"Jika kebutuhan saluran irigasi sudah terbangun, kami yakin petani akan mampu mengoptimalkan lahan yang ada dan bisa melakukan penanaman sepanjang tahun, tidak tergantung pada curah hujan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Pada 2014 produksi padi mencapai 4.000 ton, namun pada tahun lalu turun menjadi sekitar 3.600 ton karena faktor hama dan musim kemarau yang cukup panjang," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Kabupaten Bangka Barat, Saiful Pudri di Muntok, Senin.
Ia mengatakan, hama tikus merupakan salah satu persoalan utama yang sering harus dihadapi petani di daerah itu.
Menurut dia, pola tanam yang tidak serentak dalam satu hamparan menjadikan tikus sulit untuk dibasmi karena hama tersebut akan dengan mudah berpindah dari lahan satu ke lahan yang lain.
"Ke depan kami akan berupaya untuk menggalakkan pola tanam padi serentak sehingga seluruh lahan dalam satu hamparan bisa bersih bersamaan. Dengan pola seperti itu tikus tidak akan memiliki lokasi bersembunyi karena seluruh lahan digarap petani," kata dia.
Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, peran para penyuluh pertanian sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada seluruh kelompok tani dan anggotanya agar mau berpindah ke pola tanam serentak.
Terkait dengan kekeringan yang diakibatkan oleh mudim kemarau panjang, kata dia, sejauh ini masih menjadi kendala tersendiri bagi petani lokal karena cukup sulit untuk diatasi.
Menurut dia, belum adanya fasilitas irigasi di seluruh lahan pertanian sawah di daerah itu menjadi kendala dalam penyediaan air.
"Sebagian besar lahan yang ada merupakan lahan sawah tadah hujan, ke depan kami berupaya agar seluruh lahan sawah bisa diairi secara permanen dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada di sekitarnya," kata dia.
Untuk mewujudkan hal itu, kata dia, sejauh ini pihaknya sudah berkoordinasi denga Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum kabupaten setempat untuk bersama-sama merealisasikan hal itu.
"Jika kebutuhan saluran irigasi sudah terbangun, kami yakin petani akan mampu mengoptimalkan lahan yang ada dan bisa melakukan penanaman sepanjang tahun, tidak tergantung pada curah hujan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016