Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menyatakan Indonesia mendorong negara-negara di Asia Tenggara mengembangkan ekonomi biru untuk mencegah kerusakan ekosistem laut.
"ASEAN berkewajiban untuk menerapkan ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut," kata Edi Prio Pambudi dalam forum diskusi ASEAN HLTF-EI 2023, di Sheraton, Sijuk, Belitung, Bangka Belitung, Jumat.
Menurut dia, ekonomi biru penting untuk diimplementasikan di kawasan wilayah regional Asia Tenggara.
Menurutnya, sektor kelautan saat ini sudah mendapat perhatian besar untuk dikembangkan.
"Perubahan signifikan terjadi di lautan karena adanya perubahan iklim, pengambilan hasil laut berlebihan, perusakan habitat laut, dan polusi," ujarnya.
Edi menjelaskan, lautan di Asia Tenggara diperkirakan memiliki kekayaan laut hingga 2,5 triliun dolar AS per tahun.
Potensi laut juga bukan hanya kekayaan laut, tapi juga bioenergi, transportasi, bioteknologi, dan pariwisata.
Oleh karena itu, negara-negara ASEAN berkewajiban untuk menjaga ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut.
"Pada ASEAN Summit 2021 lalu semua anggota ASEAN sudah setuju untuk menerapkan ekonomi biru," katanya pula.
Ia mencontohkan, Belitung yang dikenal sebagai penghasil kaolin, timah, dan pasir silika. Tetapi juga dikenal sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan batu-batuan besar dan pantainya yang indah.
"Belitung juga memiliki udara yang sangat bersih dan tingkat polusi sangat rendah. Ini menunjukkan kita harus menyeimbangkan penggalian mineral dengan pelestarian alam," ujarnya lagi.
Ia menyatakan pula, satgas ekonomi ASEAN sudah berhasil mengoordinasikan pengembangan ekonomi biru sebagai motor baru pada ekonomi regional Asia Tenggara.
Dengan atmosfer Belitung yang indah, kata Edi, dirinya ingin memperkenalkan "meetcation" kepada para delegasi yaitu "meeting" dan "vacation" (rapat dan liburan).
"Kami sangat mengapresiasi kehadiran para delegasi dan silakan menikmati keindahan Pulau Belitung sambil membahas kerangka pengembangan ekonomi biru ASEAN," kata dia pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"ASEAN berkewajiban untuk menerapkan ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut," kata Edi Prio Pambudi dalam forum diskusi ASEAN HLTF-EI 2023, di Sheraton, Sijuk, Belitung, Bangka Belitung, Jumat.
Menurut dia, ekonomi biru penting untuk diimplementasikan di kawasan wilayah regional Asia Tenggara.
Menurutnya, sektor kelautan saat ini sudah mendapat perhatian besar untuk dikembangkan.
"Perubahan signifikan terjadi di lautan karena adanya perubahan iklim, pengambilan hasil laut berlebihan, perusakan habitat laut, dan polusi," ujarnya.
Edi menjelaskan, lautan di Asia Tenggara diperkirakan memiliki kekayaan laut hingga 2,5 triliun dolar AS per tahun.
Potensi laut juga bukan hanya kekayaan laut, tapi juga bioenergi, transportasi, bioteknologi, dan pariwisata.
Oleh karena itu, negara-negara ASEAN berkewajiban untuk menjaga ekonomi biru dengan mencegah berbagai perusakan alam di laut.
"Pada ASEAN Summit 2021 lalu semua anggota ASEAN sudah setuju untuk menerapkan ekonomi biru," katanya pula.
Ia mencontohkan, Belitung yang dikenal sebagai penghasil kaolin, timah, dan pasir silika. Tetapi juga dikenal sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan batu-batuan besar dan pantainya yang indah.
"Belitung juga memiliki udara yang sangat bersih dan tingkat polusi sangat rendah. Ini menunjukkan kita harus menyeimbangkan penggalian mineral dengan pelestarian alam," ujarnya lagi.
Ia menyatakan pula, satgas ekonomi ASEAN sudah berhasil mengoordinasikan pengembangan ekonomi biru sebagai motor baru pada ekonomi regional Asia Tenggara.
Dengan atmosfer Belitung yang indah, kata Edi, dirinya ingin memperkenalkan "meetcation" kepada para delegasi yaitu "meeting" dan "vacation" (rapat dan liburan).
"Kami sangat mengapresiasi kehadiran para delegasi dan silakan menikmati keindahan Pulau Belitung sambil membahas kerangka pengembangan ekonomi biru ASEAN," kata dia pula.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023