Cianjur (Antara Babel) - Tim gabungan menjelang malam menghentikan pencarian dan evakuasi terhadap tiga orang korban tertimbun bangunan Hotel Club Bali di Perumahan Kota Bunga Desa Batulawang Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Sebelumnya tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, BPBD dan PMI Cianjur berhasil mengevakuasi dua orang korban dari dalam reruntuhan hotel, yaitu Natasya (8) putri pasangan Sutanto dan Lany warga Jakarta, serta baby sitternya bernama Dewi (17).
Keduanya langsung dibawa ke RSUD Cimacan untuk mendapatkan pertolongan medis, meskipun sempat terjebak selama 12 jam di dalam reruntuhan hotel berlantai tiga itu, keduanya berhasil selamat meskipun mengalami luka di bagian kaki dan sejumlah anggota tubuh lainnya.
Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan pencarian meskipun telah mengetahui posisi ketiga orang korban yang diduga sudah tidak bernyawa, karena alasan faktor cuaca dan kondisi menjelang malam hujan turun deras sehingga dikhawatirkan longsor susulan terjadi.
"Kami terpaksa menghentikan proses pencarian dan evakuasi karena hujan deras turun, ini dapat membahayakan nyawa tim yang melakukan tugasnya. Kami akan melanjutkan pencarian esok hari sesuai kesepakatan bersama dan telah diberitahukan kepada pihak keluarga," katanya lagi.
Dia menjelaskan, untuk meringankan kerja tim gabungan, pihaknya menurunkan alat berat buldoser jenis backhoe untuk meruntuhan bangunan yang terletak di belakang bangunan hotel agar mengurangi risiko tembok tersebut ambruk dan menimpa bangunan hotel serta korban yang masih belum bisa dievakuasi.
"Awalnya alat berat sulit untuk digunakan dalam pencarian karena kondisi tanah di bagian atas bangunan yang ambruk rawan terjadi pergeseran, namun setelah disiasati, alat berat berhasil meruntuhkan tembok tersebut tanpa menimpa bangunan di bawahnya," kata Asep lagi.
Belakangan, dua jasad yang semula belum diketahui identitasnya di dalam reruntuhan kamar 125, akhirnya diketahui bernama dr Budi dan dr Meliyani warga Bandung. Keduanya diketahui bertugas di RS Advent Bandung.
Pihak keluarga yang datang ke lokasi berharap jasad keduanya dapat diangkat hari itu juga, namun tidak dapat dilakukan karena hujan turun deras.
Riki, adik korban mengatakan, pihak keluarga pasrah menerima kenyataan pahit sekali pun, namun dia berharap proses evakuasi tidak dihentikan dengan harapan nyawa korban masih dapat tertolong.
"Kalau pun sudah tidak bernyawa kami akan terima, namun harapan kami hari ini juga jasad kakak kami dapat dikeluarkan," katanya lagi.
Meksipun keinginan keluarga tidak dapat dipenuhi petugas karena faktor cuaca, ujar dia lagi, pihak keluarga berharap esok hari tubuh korban dapat dievakuasi untuk selanjutkan dibawa ke Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Sebelumnya tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri, BPBD dan PMI Cianjur berhasil mengevakuasi dua orang korban dari dalam reruntuhan hotel, yaitu Natasya (8) putri pasangan Sutanto dan Lany warga Jakarta, serta baby sitternya bernama Dewi (17).
Keduanya langsung dibawa ke RSUD Cimacan untuk mendapatkan pertolongan medis, meskipun sempat terjebak selama 12 jam di dalam reruntuhan hotel berlantai tiga itu, keduanya berhasil selamat meskipun mengalami luka di bagian kaki dan sejumlah anggota tubuh lainnya.
Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu di lokasi kejadian mengatakan, pihaknya terpaksa menghentikan pencarian meskipun telah mengetahui posisi ketiga orang korban yang diduga sudah tidak bernyawa, karena alasan faktor cuaca dan kondisi menjelang malam hujan turun deras sehingga dikhawatirkan longsor susulan terjadi.
"Kami terpaksa menghentikan proses pencarian dan evakuasi karena hujan deras turun, ini dapat membahayakan nyawa tim yang melakukan tugasnya. Kami akan melanjutkan pencarian esok hari sesuai kesepakatan bersama dan telah diberitahukan kepada pihak keluarga," katanya lagi.
Dia menjelaskan, untuk meringankan kerja tim gabungan, pihaknya menurunkan alat berat buldoser jenis backhoe untuk meruntuhan bangunan yang terletak di belakang bangunan hotel agar mengurangi risiko tembok tersebut ambruk dan menimpa bangunan hotel serta korban yang masih belum bisa dievakuasi.
"Awalnya alat berat sulit untuk digunakan dalam pencarian karena kondisi tanah di bagian atas bangunan yang ambruk rawan terjadi pergeseran, namun setelah disiasati, alat berat berhasil meruntuhkan tembok tersebut tanpa menimpa bangunan di bawahnya," kata Asep lagi.
Belakangan, dua jasad yang semula belum diketahui identitasnya di dalam reruntuhan kamar 125, akhirnya diketahui bernama dr Budi dan dr Meliyani warga Bandung. Keduanya diketahui bertugas di RS Advent Bandung.
Pihak keluarga yang datang ke lokasi berharap jasad keduanya dapat diangkat hari itu juga, namun tidak dapat dilakukan karena hujan turun deras.
Riki, adik korban mengatakan, pihak keluarga pasrah menerima kenyataan pahit sekali pun, namun dia berharap proses evakuasi tidak dihentikan dengan harapan nyawa korban masih dapat tertolong.
"Kalau pun sudah tidak bernyawa kami akan terima, namun harapan kami hari ini juga jasad kakak kami dapat dikeluarkan," katanya lagi.
Meksipun keinginan keluarga tidak dapat dipenuhi petugas karena faktor cuaca, ujar dia lagi, pihak keluarga berharap esok hari tubuh korban dapat dievakuasi untuk selanjutkan dibawa ke Bandung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016