Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan upaya percepatan penanganan kasus stunting dengan melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).

"Kita harus bergerak cepat dengan melibatkan seluruh instansi, mengingat kasus stunting masih tinggi yaitu mencapai 23 persen dari total jumlah balita," kata Wakil Bupati Bangka Selatan Debby Vita Dewi di Toboali, Selasa.

Ia menjelaskan angka kasus stunting di Bangka Selatan termasuk tertinggi di banding kabupaten lain di Bangka Belitung.

"Justeru itu, pola penanganan kasus stunting terus kita evaluasi dan perlu ada komitmen bersama untuk bergerak cepat dalam mengatasi stunting," ujarnya.

Ia mengatakan kasus stunting berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan masa depan anak sebagai generasi emas di Bangka Selatan.

"Dengan tingginya kasus stunting tentu berpengaruh terhadap peningkatan sumber daya manusia di daerah ini," ujarnya.

Debby mengatakan, berdasarkan data dari dinas terkait bahwa kasus stunting ditemukan pada lima desa di Bangka Selatan yaitu Desa Malik, Desa Iraj, Desa Bedengung, Desa Serdang dan Desa Rias.

"Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting ini, di antaranya adalah gizi buruk dan pola hidup sehat masyarakat yang masih kurang.

Pemkab Bangka Selatan kata dia sudah berupaya memberikan makanan bergizi bagi ibu hamil, vitamin, susu dan makanan penunjang lainnya.

"Namun, semua itu butuh dukungan dari kalangan orang tua terutama ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatan bayi saat dalam kandungan," ujarnya.

Penanganan stunting menurut Debby harus dilakukan semua pihak tanpa terkecuali, karena memang penanganan stunting ini juga termasuk program nasional.

"Justeru itu, kita lakukan evaluasi dan minta tim Satgas stunting harus bergerak cepat untuk menekan kasus stunting. Saya ingin tahun ini grafik kasus menunjukkan angka penurunan," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi/Juniardi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023