Salah satu pembuat atau pengrajin ikan asin Toboali Kabupaten Bangka Selatan,Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tading (38) meminta pemerintah daerah mengatasi kenaikan harga garam sebagai bahan baku.

"Kenaikan harga garam saat ini cukup tinggi hingga  mencapai 100 persen, awalnya dari Rp.4000 per kilogram menjadi Rp8000,"kata Tading di Toboali.

Ia mengatakan dengan kenaikan harga ini terpaksa harus menaikkan harga jual ikan asin itu agar ada keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan.

"Selain itu juga kita terpaksa harus mengurangi jumlah produksi ikan asin," katanya

Menurut Tading yang biasa berdagang di Pasar Terminal Toboali ini kenaikan sudah terjadi beberapa waktu lalu dan secara drastis terjadi perubahan.

"Kenaikan harga garam ini cukup berpengaruh pada biaya produksi dan harga penjualan," kata dia.

Ia menjelaskan ada beberapa jenis ikan asin yang sering diolah mulai dari ikan yang ukuran kecil hingga berukuran besar sesuai dengan ketersediaan ikan.

"Kalau jenis ikan yang akan di asin itu tergantung dengan situasi di lapangan namun ada juga konsumen yang melakukan pesanan untuk jenis ikan tertentu," kata dia.

Dirinya berharap ada solusi dari pemda dalam mengatasi kenaikan harga garam ini sehingga harga produksi dan harga jual jadi stabil kembali.

"Semoga ada kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi kenaikan harga garam ini sehingga produksi ikan asin kita jadi lancar," harapnya.

Pewarta: Juniardi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023