Probolinggo (Antara Babel) - Hujan abu vulkanis Gunung Bromo (2.329 meter dari permukaan laut) yang sangat tipis mengguyur Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu.

"Masyarakat lereng Gunung Bromo sudah terbiasa dengan aktivitas vulkanis gunung yang memiliki keindahan yang eksotis itu, bahkan sejauh ini tidak ada laporan hujan abu vulkanis mengganggu aktivitas warga di sana," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo Dwijoko Nurjayadi di Probolinggo, Rabu.

Ia mengatakan pihak BPBD memiliki stok masker sebanyak 10.000 lembar dan sebagian sudah didistribusikan ke kantor kecamatan beberapa waktu lalu, saat status Gunung Bromo meningkat menjadi siaga pada Desember 2015.

"Kalau sewaktu-waktu hujan abu vulkanis mengguyur sejumlah kecamatan di lereng Gunung Bromo, maka masker yang ada di kantor kecamatan akan didistribusikan kepada masyarakat," ujarnya.

Dwijoko mengimbau sejumlah media tidak memberitakan terlalu berlebihan aktivitas Gunung Bromo karena saat ini gunung yang berada di perbatasan Probolinggo, Pasuruan, dan Malang tersebut dalam kondisi level 2 atau waspada.

"Ancaman hujan abu vulkanis dan lontaran material tidak terlalu berdampak pada aktivitas warga di Ngadisari Kecamatan Sukapura,  karena jarak permukiman warga dengan Gunung Bromo masih dalam batas sangat aman, namun yang dikhawatirkan tanaman sayuran yang terkena hujan abu vulkanis dan sektor perekonomian di lereng Gunung Bromo," tuturnya.

Sementara Kepala Sub-Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan aktivitas rutin Bromo pada 13 April 2016 terlihat secara visual cuaca cerah hingga mendung, angin tenang dan terjadi hujan gerimis, serta Gunung Bromo terlihat jelas hingga tertutup kabut.

"Asap kawah teramati berwarna putih kelabu kecoklatan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga kuat, tinggi asap sekitar 900-1500 meter dari puncak yang condong ke arah barat daya dan timur laut," tuturnya.

Dari pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Probolinggo, masih terdengar suara gemuruh lemah hingga kuat dari dalam kawah, kemudian teramati sinar api dari kawah, terdengar dentuman dan terjadi hujan abu tipis di Pos Pengamatan Gunung Bromo.

Data secara seismik pada 112 April 2016 tercatat gempa tremor vulkanis menerus dengan amplitudo dominan 2 milimeter, empat kali gempa vulkanik dangkal, dan 40 kali gempa embusan asap.

"Aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih belum stabil, namun statusnya masih pada level 2 atau waspada, sehingga rekomendasinya masyarakat di sekitar Gunung Bromo tetap tenang dan wisatawan dilarang memasuki kawasan dalam radius 1 kilometer dari kawah aktif Bromo," paparnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016