Sebanyak 15 pengusaha mikro, kecil dan menengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diberikan pelatihan sebagai upaya mendorong agar mampu masuk pasar ekspor.

"Sebanyak 15 UMKM ini cukup potensial ekspor, kami bersama Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Babel melatih mereka melalui kegiatan UMKM weeks agar mampu memotivasi mereka agar terus berkembang dan mampu ekspor di beberapa negara," kata Kepala Kantor Bea Cukai Pangkalpinang Mohammad Munif di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan, pelatihan dilaksanakan selama dua hari dengan melibatkan sejumlah narasumber yang memiliki kompetensi di bidang pemasaran agar para pelaku bisa terjun ke pasar internasional.

Pelatihan kali ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pelaku UMKM tentang peluang ekspor, manfaat dari ekspor bagi pertumbuhan bisnis, dan potensi pasar internasional yang dapat diakses.

Pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan peserta berbahasa Inggris agar bisa berkomunikasi lebih baik dan percaya diri saat memasuki lingkungan bisnis internasional.

"Mereka juga belajar mengenai optimasi chatGPT dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan ekspor," katanya.

Para peserta juga dibekali pengetahuan dan keterampilan menyusun proposal bisnis yang efektif sehingga dapat meningkatkan peluang UMKM dalam mendapatkan pendanaan atau dukungan bisnis.

"Para pelaku UMKM potensial yang mengikuti pelatihan UMKM weeks ini memiliki beragam produk usaha nontimah yakni produk kerajinan tangan dan kuliner yang berpotensi memasuki pasar ekspor. Mereka juga akan belajar pengemasan barang sehingga nanti saat bisnis berjalan kita sudah siap," katanya.

Ia menambahkan hingga saat ini ada lima pelaku UMKM yang produknya sudah ekspor ke berbagai negara. Produk tersebut jenis kuliner dan kerajinan tangan yakni getas, lada putih, daun ketapang, lidi nipah lada dan beragam kerajinan lidi nipah.

"Daun ketapang kita sudah ekspor ke Amerika, Jepang dan tahun ini rencananya ke Jerman, untuk lidi nipah ke Nepal, India dan Pakistan, sedangkan lada putih ke Kanada, kerajinan lidi nipah dan getas ke Singapura yang sudah dilakukan rutin per dua hingga tiga bulan sekali," katanya.

Saat ini produk UMKM yang telah diekspor dari Babel lebih dominan dari sektor kuliner, namun ke depan didorong adanya proses hilirisasi produk timah.

"Pendampingan kepada pelaku UMKM tidak hanya berhenti sampai di pelatihan, namun setelah ini kami akan mencoba bantu adanya inisiasi dari Pemprov Babel untuk kerja sama dengan sejumlah Kedutaan Besar negara sahabat," katanya.

Ketua Program Studi Magister Manajemen FE-UBB Reniati mengatakan pelatihan kepada para pelaku UMKM potensial ekspor ini merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dan tahun ini mengajukan program UMKM go eksport, karena berdasarkan data Kantor Bea Cukai Pangkalpinang dan Dinas Koperasi dan UMKM Babel jumlah pelaku UMKM yang melakukan ekspor masih sedikit.

"Kami melihat data jumlah UMKM yang ekspor masih sedikit, sekitar 20 orang. Dari pelatihan ini kita harapkan para peserta pelatihan bisa meningkatkan daya saing produk dan menyusul ke pasar internasional," kata Reniati.

Fakultas Ekonomi UBB terus berkolaborasi dengan beberapa institusi agar dampak dari pelatihan ini benar-benar dirasakan pelaku UMKM sehingga mereka bisa melakukan ekspor dan meningkatkan jumlah ekspor nontimah dari Babel.

"Selama ini jumlah ekspor non timah kita masih kecil dan ekspor masih dominan 83 persen produk timah, sisanya baru perkebunan dan perikanan. Dari pelatihan ini kita harap pelaku UMKM naik kelas karena materi-materi di pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini sangat bagus dan bermanfaat untuk ke arah sana," katanya.

Kantor Bea Cukai Pangkalpinang dan Dinas KUKM Babel memberikan materi pelatihan bahasa Inggris dan artificial inteligent, sedangkan FE UBB dengan materi penyusunan perencanaan bisnis dan pembuatan website.

"UMKM jarang punya website pribadi, sedangkan para pembeli luar negeri jika ingin beli produk lihat website dulu. Oleh karena itu di sini kita ajarkan mereka membuat website," ujarnya.

Reniati berharap pelatihan ini i terus berlanjut dan para pelaku UMKM dapat sertifikat ekspor karena sebagai syarat awal untuk administrasi eksport dan mendorong mereka agar ke depan bisa melakukan ekspor terhadap produk usahanya.

"Kita berharap usai pelatihan ini para pelaku UMKM kita dapat sertifikat ekspor dan semoga ke depan pelatihan seperti terus berlanjut karena UMKM kita jumlahnya banyak namun program-program kita masih terbatas sehingga harus melibatkan semua pihak," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta/Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023