Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebutkan bahwa penanaman pohon sagu di lahan bekas tambang timah menjadi pilihan yang tepat untuk mengatasi permasalahan tanah bekas tambang, yang rusak dan gersang.
"Kenapa sagu? karena sagu ini banyak sekali kelebihannya. Selain itu, sagu juga merupakan komoditas ekspor yang sangat ditunggu-tunggu. Permintaan dari berbagai negara akan sagu ini, memang begitu banyak," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Merawang, Selasa.
Ia mengatakan penanaman sagu di lahan bekas tambang timah bisa dilakukan karena pohon sagu dapat hidup dalam kondisi apa pun, baik panas maupun basah. Sehingga dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Ia mengungkapkan sagu merupakan pangan yang berkelanjutan dan sangat baik dikembangkan di Indonesia, khususnya di Negeri Serumpun Sebalai.
"Jadi, ekspor sagu dari Indonesia itu, sangat ditunggu-tunggu sekali. Maka dari itu, kita perlu memanfaatkan potensi serta peluang yang ada, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Babel. Selain bisa membuat lahan bekas tambang jadi produktif lagi, penanaman sagu ini, juga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan dari sektor pertanian," katanya.
Menanggapi hal itu Pj Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung penanaman sagu yang dikembangkan di Negeri Serumpun Sebalai.
Menurut dia rencana penanaman sagu di lahan bekas tambang tersebut sejalan dengan program Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung (Gule Kabung), yang juga berfokus pada penanaman pohon untuk ketahanan pangan di desa-desa yang ada di Kepulauan Babel.
"Kebetulan Pak. Kami memiliki program yang namanya Gule Kabung. Nah, salah satu rangkaian kegiatannya itu adalah menanam pohon. Jadi, sepertinya penanaman sagu ini bisa sejalan dengan program Gule Kabung," katanya.
Ia mengharapkan melalui kegiatan penandatanganan dan deklarasi tersebut, dapat menjadi awal yang baik, yang membawa Kepulauan Babel menjadi penghasil sagu-sagu berkualitas.
Ia menambahkan tak hanya di Kabupaten Bangka, tetapi juga daerah lainnya, khususnya di daerah yang banyak lahan bekas tambang timahnya.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal kami untuk berkelanjutan menanam sagu. Tidak hanya di sini saja, tapi juga di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Kenapa sagu? karena sagu ini banyak sekali kelebihannya. Selain itu, sagu juga merupakan komoditas ekspor yang sangat ditunggu-tunggu. Permintaan dari berbagai negara akan sagu ini, memang begitu banyak," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko di Merawang, Selasa.
Ia mengatakan penanaman sagu di lahan bekas tambang timah bisa dilakukan karena pohon sagu dapat hidup dalam kondisi apa pun, baik panas maupun basah. Sehingga dapat menjadi peluang besar bagi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Ia mengungkapkan sagu merupakan pangan yang berkelanjutan dan sangat baik dikembangkan di Indonesia, khususnya di Negeri Serumpun Sebalai.
"Jadi, ekspor sagu dari Indonesia itu, sangat ditunggu-tunggu sekali. Maka dari itu, kita perlu memanfaatkan potensi serta peluang yang ada, khususnya bagi masyarakat Kepulauan Babel. Selain bisa membuat lahan bekas tambang jadi produktif lagi, penanaman sagu ini, juga bisa dijadikan sebagai penghasilan tambahan dari sektor pertanian," katanya.
Menanggapi hal itu Pj Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung penanaman sagu yang dikembangkan di Negeri Serumpun Sebalai.
Menurut dia rencana penanaman sagu di lahan bekas tambang tersebut sejalan dengan program Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung (Gule Kabung), yang juga berfokus pada penanaman pohon untuk ketahanan pangan di desa-desa yang ada di Kepulauan Babel.
"Kebetulan Pak. Kami memiliki program yang namanya Gule Kabung. Nah, salah satu rangkaian kegiatannya itu adalah menanam pohon. Jadi, sepertinya penanaman sagu ini bisa sejalan dengan program Gule Kabung," katanya.
Ia mengharapkan melalui kegiatan penandatanganan dan deklarasi tersebut, dapat menjadi awal yang baik, yang membawa Kepulauan Babel menjadi penghasil sagu-sagu berkualitas.
Ia menambahkan tak hanya di Kabupaten Bangka, tetapi juga daerah lainnya, khususnya di daerah yang banyak lahan bekas tambang timahnya.
"Mudah-mudahan ini menjadi awal kami untuk berkelanjutan menanam sagu. Tidak hanya di sini saja, tapi juga di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023