Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia Moeldoko menyatakan inflasi Indonesia sangat terkendali dibandingkan inflasi dunia yang terus melambung tinggi, karena krisis pangan dan energi.
"Alhamdulillah, inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terjaga sangat baik," kata Moeldoko, usai pencanangan penanaman sejuta tanaman sagu di Kampung Reklamasi PT Timah Tbk, di Desa Air Jangkang, Bangka, Selasa.
Ia menyatakan saat ini dunia menghadapi tiga isu besar pertama keamanan pangan. Saat ini, banyak masyarakat dunia mendapatkan makanan dan Indonesia patut bersyukur, masyarakat Indonesia masih bisa menikmati makan di segala ruang dan waktu.
"Tidak ada masyarakat Indonesia yang mengalami kelaparan," katanya pula.
Dia mengatakan isu kedua dunia saat ini adalah krisis energi, dan ketiga inflasi melambung tinggi di mana-mana dan pertumbuhan ekonomi dunia semakin turun.
"Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 masih 5,27 persen dengan inflasi sangat terkendali, walaupun ada kenaikan namun tidak berkembang," ujarnya lagi.
Menurut dia, di tengah situasi global seperti ini, dunia juga mengalami fenomena alam El Nino dan La Nina.
"Saat ini di berbagai negara mengalami gelombang panas yang sangat tinggi dan ini sangat mengganggu," katanya pula.
Moeldoko menyatakan La Nina basah 2022 di Indonesia cukup menguntungkan, karena masih bisa menikmati panen pangan yang cukup baik, meskipun ada kecenderungan panen tersebut mengalami penurunan.
"Pada tahun ini kami akan menghadapi El Nino cenderung kering yang berpotensi menimbulkan kebakaran dan kecenderungan gagal panen lebih tinggi," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia lagi, Indonesia yang memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa dan terus meningkat, sementara menghadapi kondisi yang tidak bisa dihindari dimana luas lahan baku yang terus menyusut dari tahun ke tahunnya.
"Kita mesti mencari alternatif-alternatif baru di sektor pangan ini seperti sagu, sorgum, dan lainnya untuk menghadapi isu-isu perekonomian dunia dan perubahan iklim ekstrem ini," katanya lagi.