Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia Moeldoko menyatakan selama perang Ukraina dengan Rusia mengakibatkan harga pangan dunia melambung tinggi, karena adanya kebijakan kedua negara tersebut untuk melarang ekspor.
"Selama perang Ukraina dengan Rusia ini mengakibatkan harga pangan naik tinggi," kata Moeldoko usai pencanangan penanaman sejuta tanaman sagu di Kampung Reklamasi PT Timah Tbk di Desa Air Jangkang Bangka, Selasa.
Ia mengatakan kenaikan harga pangan dunia ini, karena adanya kebijakan negara tersebut untuk melarang ekspor dan adanya tekanan dunia mengurangi ekspor pangan ini.
"Kemarin sempat terjadi kenaikan harga terigu yang cukup luar biasa," katanya.
Baca juga: KSP: Inflasi Indonesia sangat terkendali
Menurut dia, kondisi harga pangan dunia yang naik tidak karu-karuan ini, perlu difikirkan secara bersama-sama dan saya menyakini sagu ini adalah sebuah alternatif yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas alternatif pangan Indonesia.
"Sagu ini diharapkan menjadi pangan berkelanjutan untuk menuju Emisi Zero 2060 dan itu komitmen Indonesia dalam Protokol Paris," katanya.
Pencanangan sejuta tanaman sagu ini ditandai penanaman 300 batang pohon sagu di Kawasan Kampung Reklamasi PT Timah Tbk di Desa Air Jangkang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada penanaman 300 batang pohon sagu tersebut juga dihadiri Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu, Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal dan Forkompinda Kepulauan Bangka Belitung.
Baca juga: Moeldoko tantang Pemprov Bangka Belitung majukan sagu
Baca juga: Moeldoko deklarasikan sagu sebagai pangan berkelanjutan