Para peneliti salah satunya dari Universitas George Washington (GW) melalui studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Microbiology menemukan ada tiga bagian tubuh yang sebenarnya paling kotor namun sering lupa dibersihkan saat mandi, yakni belakang telinga, sela jari kaki dan pusar.
Profesor profesor biostatistik dan bioinformatika di GW Keith Crandall, PhD mewakili peneliti mengatakan ketika area tubuh yang lembap dan berminyak tidak cukup sering dicuci maka bisa memberikan kesempatan bagi mikroba tertentu yang tidak diinginkan untuk mengubah seluruh mikrobioma dan berpotensi menyebabkan kondisi kulit seperti eksim atau jerawat.
Lalu apa pandangan pakar kesehatan mengenai dampak tidak membersihkan tiga bagian tubuh yang seringkali terlupakan untuk dibersihkan namun sebenernya kotor? Berikut paparan singkatnya seperti disiarkan Real Simple pada 1 November lalu:
Belakang telinga
Di mana pun terdapat lipatan pada kulit seperti di belakang telinga, ada minyak tubuh yang juga dikenal sebagai sebum dan sel-sel kulit dikeluarkan tubuh secara alami, ditambah kotoran di permukaan, dapat terperangkap dan mengiritasi kulit.
Penumpukan kotoran kulit bisa menjadi kondisi peradangan kulit yang dikenal sebagai dermatitis seboroik, menurut pakar dermatologi Stacey Tull, MD.
Dermatitis seboroik dapat menyebabkan terbentuknya serpihan putih atau kuning di kulit kepala termasuk di belakang telinga dan pada area yang meradang ini mungkin mulai terasa gatal dan bersisik.
“Setiap kondisi peradangan pada kulit dapat menyebabkan retakan pada pelindung alami kulit, sehingga memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi,” kata Tull.
Apabila seseorang tidak mencuci bagian belakang telinga secara teratur, maka dia mungkin melihat kulit di area tersebut menjadi sensitif atau teriritasi, dan akhirnya berkembang menjadi eksim.
Selain itu, ada bau yang muncul. Tubuh memiliki kelenjar keringat di belakang telinga, sehingga keringat dihasilkan di sana dan keringat, jika terkena bakteri, lama kelamaan akan berbau.
Tidak ada metode atau produk khusus yang perlu digunakan untuk mencuci bagian belakang telinga. Mencuci bagian belakang telinga tidak ada bedanya dengan mencuci seluruh tubuh.
Sela-sela jari kaki
Meskipun sebagian besar air dan sabun dari pancuran mungkin mengalir ke kaki dan jari kaki sebelum dibuang ke saluran pembuangan, hal ini tidak cukup membersihkan area sela-sela jari kaki.
“Karena kulit di sela-sela jari kaki tidak menghasilkan minyak sebanyak area tubuh lainnya, konsekuensi dari tidak mencuci di sini sedikit berbeda,” kata Tull.
Komponen utama penumpukan minyak adalah sel kulit mati dan kotoran. Itu juga bisa menyebabkan jamur kuku, menurut Laura Purdy, MD yang berbasis di Miami.
Kaki cenderung banyak berkeringat, dan sepatu yang dikenakan memerangkap keringat sehingga dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri dan jamur.
“Anda bisa terkena penyakit kutu air, yaitu infeksi jamur pada kulit yang biasanya terjadi di sela-sela jari kaki. Kaki Anda mungkin gatal, mengelupas, bersisik, dan kulit Anda mungkin mengalami ruam atau pecah-pecah," tutur Purdy.
Tidak mencuci sela-sela jari kaki secara teratur juga dapat menyebabkan dermatitis bakteri atau selulitis, yaitu infeksi kulit akibat bakteri yang dapat menyebar ke kaki.
Mencuci sela-sela jari kaki juga cukup mudah, idealnya, setiap satu atau dua hari. Purdy merekomendasikan penggunaan sabun untuk mencuci kaki termasuk sela-sela jari kaki, dan kemudian membilasnya secara menyeluruh.
“Juga, ingatlah untuk mengganti kaus kaki. Kaus kaki memiliki banyak penumpukan dan bakteri yang menumpuk, jadi penting untuk mencucinya di sela-sela pemakaian," tutur Purdy.
Pusar
Selain gelap dan lembap, pusar juga memiliki banyak lipatan kulit, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi penumpukan sel kulit mati, keringat, dan mikroorganisme lainnya, seperti bakteri dan jamur, kata Purdy.
Hal ini tidak hanya menimbulkan bau, tetapi gesekan kulit pada kulit dapat membuat area tersebut rentan terhadap infeksi dan yang paling umum adalah infeksi stafilokokus dan jamur.
“Area ini bisa menjadi sangat teriritasi, terinfeksi, meradang, merah, gatal, menjadi kasar, dan bahkan berkeropeng atau timbul kerak kuning,” catat Purdy.
Menurut pakar kesehatan, membersihkan pusar setiap satu atau dua hari sudah cukup dan tidak diperlukan sabun khusus. Jika seseorang memiliki kulit sensitif atau kondisi seperti eksim, maka sebaiknya memilih sabun atau sabun mandi yang sesuai dengan jenis kulit.
Yang perlu dilakukan untuk membersihkan pusar adalah menggunakan jari yang sudah diberi sabun untuk menggosok bagian dalamnya dengan lembut, lalu bilas.
Beberapa orang lebih suka menggunakan kapas, namun apapun alatnya sebaiknya berikan sentuhan ringan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Profesor profesor biostatistik dan bioinformatika di GW Keith Crandall, PhD mewakili peneliti mengatakan ketika area tubuh yang lembap dan berminyak tidak cukup sering dicuci maka bisa memberikan kesempatan bagi mikroba tertentu yang tidak diinginkan untuk mengubah seluruh mikrobioma dan berpotensi menyebabkan kondisi kulit seperti eksim atau jerawat.
Lalu apa pandangan pakar kesehatan mengenai dampak tidak membersihkan tiga bagian tubuh yang seringkali terlupakan untuk dibersihkan namun sebenernya kotor? Berikut paparan singkatnya seperti disiarkan Real Simple pada 1 November lalu:
Belakang telinga
Di mana pun terdapat lipatan pada kulit seperti di belakang telinga, ada minyak tubuh yang juga dikenal sebagai sebum dan sel-sel kulit dikeluarkan tubuh secara alami, ditambah kotoran di permukaan, dapat terperangkap dan mengiritasi kulit.
Penumpukan kotoran kulit bisa menjadi kondisi peradangan kulit yang dikenal sebagai dermatitis seboroik, menurut pakar dermatologi Stacey Tull, MD.
Dermatitis seboroik dapat menyebabkan terbentuknya serpihan putih atau kuning di kulit kepala termasuk di belakang telinga dan pada area yang meradang ini mungkin mulai terasa gatal dan bersisik.
“Setiap kondisi peradangan pada kulit dapat menyebabkan retakan pada pelindung alami kulit, sehingga memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi,” kata Tull.
Apabila seseorang tidak mencuci bagian belakang telinga secara teratur, maka dia mungkin melihat kulit di area tersebut menjadi sensitif atau teriritasi, dan akhirnya berkembang menjadi eksim.
Selain itu, ada bau yang muncul. Tubuh memiliki kelenjar keringat di belakang telinga, sehingga keringat dihasilkan di sana dan keringat, jika terkena bakteri, lama kelamaan akan berbau.
Tidak ada metode atau produk khusus yang perlu digunakan untuk mencuci bagian belakang telinga. Mencuci bagian belakang telinga tidak ada bedanya dengan mencuci seluruh tubuh.
Sela-sela jari kaki
Meskipun sebagian besar air dan sabun dari pancuran mungkin mengalir ke kaki dan jari kaki sebelum dibuang ke saluran pembuangan, hal ini tidak cukup membersihkan area sela-sela jari kaki.
“Karena kulit di sela-sela jari kaki tidak menghasilkan minyak sebanyak area tubuh lainnya, konsekuensi dari tidak mencuci di sini sedikit berbeda,” kata Tull.
Komponen utama penumpukan minyak adalah sel kulit mati dan kotoran. Itu juga bisa menyebabkan jamur kuku, menurut Laura Purdy, MD yang berbasis di Miami.
Kaki cenderung banyak berkeringat, dan sepatu yang dikenakan memerangkap keringat sehingga dapat mengakibatkan tumbuhnya bakteri dan jamur.
“Anda bisa terkena penyakit kutu air, yaitu infeksi jamur pada kulit yang biasanya terjadi di sela-sela jari kaki. Kaki Anda mungkin gatal, mengelupas, bersisik, dan kulit Anda mungkin mengalami ruam atau pecah-pecah," tutur Purdy.
Tidak mencuci sela-sela jari kaki secara teratur juga dapat menyebabkan dermatitis bakteri atau selulitis, yaitu infeksi kulit akibat bakteri yang dapat menyebar ke kaki.
Mencuci sela-sela jari kaki juga cukup mudah, idealnya, setiap satu atau dua hari. Purdy merekomendasikan penggunaan sabun untuk mencuci kaki termasuk sela-sela jari kaki, dan kemudian membilasnya secara menyeluruh.
“Juga, ingatlah untuk mengganti kaus kaki. Kaus kaki memiliki banyak penumpukan dan bakteri yang menumpuk, jadi penting untuk mencucinya di sela-sela pemakaian," tutur Purdy.
Pusar
Selain gelap dan lembap, pusar juga memiliki banyak lipatan kulit, sehingga menciptakan lingkungan ideal bagi penumpukan sel kulit mati, keringat, dan mikroorganisme lainnya, seperti bakteri dan jamur, kata Purdy.
Hal ini tidak hanya menimbulkan bau, tetapi gesekan kulit pada kulit dapat membuat area tersebut rentan terhadap infeksi dan yang paling umum adalah infeksi stafilokokus dan jamur.
“Area ini bisa menjadi sangat teriritasi, terinfeksi, meradang, merah, gatal, menjadi kasar, dan bahkan berkeropeng atau timbul kerak kuning,” catat Purdy.
Menurut pakar kesehatan, membersihkan pusar setiap satu atau dua hari sudah cukup dan tidak diperlukan sabun khusus. Jika seseorang memiliki kulit sensitif atau kondisi seperti eksim, maka sebaiknya memilih sabun atau sabun mandi yang sesuai dengan jenis kulit.
Yang perlu dilakukan untuk membersihkan pusar adalah menggunakan jari yang sudah diberi sabun untuk menggosok bagian dalamnya dengan lembut, lalu bilas.
Beberapa orang lebih suka menggunakan kapas, namun apapun alatnya sebaiknya berikan sentuhan ringan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023