Prevalensi stunting pada anak di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menurun dari 18,6 persen pada 2022 menjadi 18,5 persen pada Oktober 2023 menurut data pemerintah daerah.

"Kami optimis target penurunan stunting 14 persen tahun 2024 tercapai," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Asraf Suryadin di Pangkalpinang, Rabu.

Berdasarkan data dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat pada Februari 2023 jumlah anak usia di bawah lima tahun yang mengalami stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 3.091 anak, sudah berkurang dari 3.507 anak pada Februari 2022.

Asraf menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting, gangguan pertumbuhan pada anak yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.

"Kita tidak bisa bekerja sendiri, harus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk menekan stunting," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta instansi pemerintah lain dan organisasi kemasyarakatan dalam menjalankan program pencegahan dan penanganan stunting.

"Ke depannya, kami bekerja sama dengan kalangan akademisi di perguruan tinggi, karena mereka juga memiliki program sosial," katanya.

"Target 14 persen harus dicapai pada 2024 yang tinggal setahun lagi, sehingga kita harus bekerja lebih keras lagi untuk menurunkan prevalensi stunting 4,6 persen," ia menambahkan.

 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023