Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengimbau masyarakat untuk skeptis terhadap informasi yang diberikan di media sosial.
“Sikap skeptis tersebut dilanjutkan dengan usaha untuk melakukan pengecekan fakta (fact-checking) dan mengikuti atau berlangganan (subscribe) kanal-kanal bermutu seperti media yang terverifikasi,” kata Septiaji di Jakarta, Ahad.
Dia menambahkan pada Pemilu 2019, bentuk hoaks kebanyakan masih berupa foto. Namun saat ini, lebih banyak dalam bentuk video yang tersebar di beberapa platform media sosial.
“Ditambah lagi, penyebarannya saling silang, jadi misalnya sudah nyebar di Youtube suatu waktu nanti disebarkan melalui WhatsApp, atau misalnya dari TikTok diunggah lagi di Facebook,” kata dia.
Hoaks yang berformat video ini biasanya memiliki tipe yang sama, yakni berdurasi satu sampai lima menit berisi potongan beberapa video yang dijadikan satu kemudian dibuat judul yang bombastis.
“Nah, itu sebenernya video-videonya tu banyak yang tipenya sama, yaitu adalah video itu durasinya bisa satu menit sampai lima menit ya. Isinya adalah potongan-potongan dari beberapa video, misalnya video-video dari media yang terverifikasi dijadikan satu kemudian dibikin judul yang bombastis,” terang dia.
Selain itu, juga ada foto sampul dari video hoaks adalah hasil editan dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan video-video yang dipakai dalam video. Modus hoaks itu disebut yang paling banyak digunakan.
Oleh karena itu, dia mengingatkan masyarakat untuk skeptis ketika mendapatkan pesan video di WhatsApp atau media sosial lainnya.
“Judul-judul yang bombastis, video-video yang mengadu domba saat ini menjadi modus yang banyak digunakan oleh penyebar hoaks entah motivasinya politik ataupun mungkin ekonomi bisa jadi keduanya,” terang dia.
Masyarakat juga diminta untuk mengendalikan emosinya sebelum mengecek kebenaran fakta-faktanya. Septiaji juga mengimbau masyarakat untuk ekstra hati-hati ketika menemukan konten video di media sosial serta dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan mencari informasi tambahan dan pembanding di mesin pencarian Google. Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat untuk mengikuti akun-akun media sosial yang bermutu dan terverifikasi serta jelas kredibilitasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
“Sikap skeptis tersebut dilanjutkan dengan usaha untuk melakukan pengecekan fakta (fact-checking) dan mengikuti atau berlangganan (subscribe) kanal-kanal bermutu seperti media yang terverifikasi,” kata Septiaji di Jakarta, Ahad.
Dia menambahkan pada Pemilu 2019, bentuk hoaks kebanyakan masih berupa foto. Namun saat ini, lebih banyak dalam bentuk video yang tersebar di beberapa platform media sosial.
“Ditambah lagi, penyebarannya saling silang, jadi misalnya sudah nyebar di Youtube suatu waktu nanti disebarkan melalui WhatsApp, atau misalnya dari TikTok diunggah lagi di Facebook,” kata dia.
Hoaks yang berformat video ini biasanya memiliki tipe yang sama, yakni berdurasi satu sampai lima menit berisi potongan beberapa video yang dijadikan satu kemudian dibuat judul yang bombastis.
“Nah, itu sebenernya video-videonya tu banyak yang tipenya sama, yaitu adalah video itu durasinya bisa satu menit sampai lima menit ya. Isinya adalah potongan-potongan dari beberapa video, misalnya video-video dari media yang terverifikasi dijadikan satu kemudian dibikin judul yang bombastis,” terang dia.
Selain itu, juga ada foto sampul dari video hoaks adalah hasil editan dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan video-video yang dipakai dalam video. Modus hoaks itu disebut yang paling banyak digunakan.
Oleh karena itu, dia mengingatkan masyarakat untuk skeptis ketika mendapatkan pesan video di WhatsApp atau media sosial lainnya.
“Judul-judul yang bombastis, video-video yang mengadu domba saat ini menjadi modus yang banyak digunakan oleh penyebar hoaks entah motivasinya politik ataupun mungkin ekonomi bisa jadi keduanya,” terang dia.
Masyarakat juga diminta untuk mengendalikan emosinya sebelum mengecek kebenaran fakta-faktanya. Septiaji juga mengimbau masyarakat untuk ekstra hati-hati ketika menemukan konten video di media sosial serta dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan mencari informasi tambahan dan pembanding di mesin pencarian Google. Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat untuk mengikuti akun-akun media sosial yang bermutu dan terverifikasi serta jelas kredibilitasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023