Gagasan mengenai lingkungan, iklim, dan energi akan dibahas pada sesi debat calon wakil presiden pada tanggal 21 Januari 2024. Momentum debat ini merupakan ajang untuk mengevaluasi sekaligus menawarkan berbagai rancangan kebijakan serta evaluasi kebijakan dan inisiatif dalam memaparkan gagasan masing-masing cawapres tentang potensi tantangan perubahan iklim 5 tahun ke depan. Isu adanya perubahan iklim serta dampaknya yang merupakan sebuah malapetaka tentunya harus kita dengar dan kita nilai pada perhelatan debat cawapres kali ini tentang bagaimana menanggulangi adanya potensi krisis lingkungan, iklim, dan energi sebagai bagian dari pada upaya penyerapan antara aspirasi rakyat selama ini dan kebijakan pemerintah era Presiden Joko Widodo yang tentunya sedikit bertolak belakang dengan kenyataan atau fakta sosial yang terjadi pada masyarakat Indonesia hari ini.
Diangkatnya isu lingkungan, iklim dan energi pada debat cawapres kali ini, setidaknya merupakan upaya untuk mengatasi tekanan psikologis yang diderita oleh rakyat Indonesia karena adanya perubahan iklim dan potensi serta ancaman krisis akibat perubahan iklim. Kita ketahui bersama bahwa dampak perubahan iklim sangat luas dan multisektoral sehingga pada debat cawapres nantinya masyarakat Indonesia membutuhkan ide transformatif struktur ekonomi dalam mengembangkan sektor yang berkelanjutan dan ramah lingkungan agar dapat mengurangi adanya potensi krisis lingkungan iklim dan energi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Perubahan iklim berpotensi menjadi malapetaka bagi masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh timbulnya Gas Rumah Kaca (GRK) yang besar dari aktivitas manusia, yang menutupi atmosfer bumi, menjebak energi matahari dalam bumi, dan meningkatkan suhu bumi. oleh karena itu, pada helatan debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 mendatang, masyarakat Indonesia menyambutnya dengan adanya komitmen yang diucapkan oleh masing-masing cawapres baik berupa gagasan maupun rancangan kebijakan untuk mengevaluasi secara serius kebijakan-kebijakan yang telah ada tentang bagaimana bentuk pengendalian terhadap potensi adanya perubahan iklim yang cukup serius.
Masyarakat Indonesia menginginkan adanya gagasan dari masing-masing cawapres untuk memberikan penjelasan dan rancangan kebijakan yang akan direalisasikan nanti seputar pengendalian terhadap pembangkit listrik dan panas yang bersumber pada pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas) yang tentunya akan menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) global, yakni karbon dioksida dan Nitrous Oxide.
Pada debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 nanti masyarakat Indonesia menginginkan adanya transformasi ide seputar lingkungan, iklim dan energi sebagai bagian dari upaya masing-masing cawapres memberikan komitmen yang sungguh-sungguh terhadap fakta hari ini yaitu potensi terjadinya krisis iklim yang berkepanjangan. Oleh sebab itu setidaknya pada momentum debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 nanti adanya pembahasan yang intens dan ide-ide yang dikeluarkan oleh masing-masing cawapres tentang bagaimana mengendalikan industri dan manufaktur barang dalam kegiatannya yang menghasilkan gas rumah kaca (GRK) terutama dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi untuk menghasilkan barang seperti semen, besi, baja, barang elektronik plastik baju, dan barang lainnya. Kegiatan proses penambangan mineral serta industri konstruksi juga harus dibahas secara bijak dan secara baik oleh masing-masing cawapres pada debat cawapres nanti di tanggal 21 Januari 2024.
Berikutnya, masyarakat Indonesia sejatinya menginginkan adanya pengendalian iklim yang ramah lingkungan serta rancangan kebijakan yang akan dipaparkan oleh masing-masing cawapres harus pro dengan kesejahteraan rakyat. Momentum debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 masyarakat Indonesia akan menagih ucapan soal rancangan kebijakan yang ramah lingkungan dan didasarkan pada kebutuhan rakyat serta didasarkan pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pada debat cawapres di tanggal 21 Januari 2024 kita menginginkan adanya keberanian masing-masing cawapres dalam mengungkapkan dan memaparkan rancangan kebijakan soal penebangan hutan yang massif, pengendalian pada struktur transportasi, kehigenisan produksi makanan, daya konsumsi perumahan dan real estate serta adanya konsumsi yang berlebihan baik berupa energi, listrik, bahan bakar fosil dan lain sebagainya.
Segala aktivitas ini tentunya memerlukan adanya pengendalian agar tidak menimbulkan efek atau dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan adanya potensi perubahan iklim maka pada debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 setidaknya dapat menghasilkan atau melahirkan satu ide konstruktif untuk mengatasi dampak perubahan iklim dengan cara mengendalikan potensi-potensi adanya mafia dalam sektor lingkungan, iklim dan energi.
Ini akan menjadi titik tolak bagi masyarakat Indonesia dalam melihat dan menilai gagasan yang paling konkrit terhadap keberlangsungan kesejahteraan rakyat Indonesia 5 tahun kedepan. Maka dari itu gagasan tentang bagaimana mengendalikan potensi dampak perubahan iklim secara berkelanjutan seperti suhu bumi yang lebih panas, meningkatnya kekeringan, meningkatnya suhu dari permukaan laut hilangnya spesies, kelangkaan pangan, risiko kesehatan serta kemiskinan kronis dan perpindahan penduduk, membutuhkan adanya perencanaan kebijakan serius terhadap berbagai problem tentang lingkungan, iklim dan energi.
Isu seputar lingkungan, iklim dan energi merupakan isu global yang setidaknya pada momentum debat cawapres nanti, masyarakat Indonesia dapat mengetahui dengan jelas rancangan kebijakan yang pro terhadap kesejahteraan, yang pro terhadap adanya upaya untuk mengendalikan atau mengurangi potensi dampak perubahan iklim yang kurang lebih telah kita rasakan sebagiannya.
Oleh karena itu, gagasan seputar lingkungan, iklim dan energi seperti telah dipaparkan di atas menjadi satu pembicaraan penting dan serius yang harus didampingi oleh konsep perekonomian yang secara khusus merujuk pada kemiskinan masyarakat Indonesia yang makin tragis, sehingga nantinya kita dapat menyaksikan ide luar biasa yang dituangkan oleh masing-masing capres dalam bentuk perencanaan kebijakan 5 tahun kedepan, yang membawa Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik.
Penulis : Ibnu Tokan *)
*) Ibnu Tokan adalah Founder FORPEMI (Forum Pemuda Membangun Indonesia)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Diangkatnya isu lingkungan, iklim dan energi pada debat cawapres kali ini, setidaknya merupakan upaya untuk mengatasi tekanan psikologis yang diderita oleh rakyat Indonesia karena adanya perubahan iklim dan potensi serta ancaman krisis akibat perubahan iklim. Kita ketahui bersama bahwa dampak perubahan iklim sangat luas dan multisektoral sehingga pada debat cawapres nantinya masyarakat Indonesia membutuhkan ide transformatif struktur ekonomi dalam mengembangkan sektor yang berkelanjutan dan ramah lingkungan agar dapat mengurangi adanya potensi krisis lingkungan iklim dan energi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
Perubahan iklim berpotensi menjadi malapetaka bagi masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh timbulnya Gas Rumah Kaca (GRK) yang besar dari aktivitas manusia, yang menutupi atmosfer bumi, menjebak energi matahari dalam bumi, dan meningkatkan suhu bumi. oleh karena itu, pada helatan debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 mendatang, masyarakat Indonesia menyambutnya dengan adanya komitmen yang diucapkan oleh masing-masing cawapres baik berupa gagasan maupun rancangan kebijakan untuk mengevaluasi secara serius kebijakan-kebijakan yang telah ada tentang bagaimana bentuk pengendalian terhadap potensi adanya perubahan iklim yang cukup serius.
Masyarakat Indonesia menginginkan adanya gagasan dari masing-masing cawapres untuk memberikan penjelasan dan rancangan kebijakan yang akan direalisasikan nanti seputar pengendalian terhadap pembangkit listrik dan panas yang bersumber pada pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas) yang tentunya akan menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) global, yakni karbon dioksida dan Nitrous Oxide.
Pada debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 nanti masyarakat Indonesia menginginkan adanya transformasi ide seputar lingkungan, iklim dan energi sebagai bagian dari upaya masing-masing cawapres memberikan komitmen yang sungguh-sungguh terhadap fakta hari ini yaitu potensi terjadinya krisis iklim yang berkepanjangan. Oleh sebab itu setidaknya pada momentum debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 nanti adanya pembahasan yang intens dan ide-ide yang dikeluarkan oleh masing-masing cawapres tentang bagaimana mengendalikan industri dan manufaktur barang dalam kegiatannya yang menghasilkan gas rumah kaca (GRK) terutama dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber utama energi untuk menghasilkan barang seperti semen, besi, baja, barang elektronik plastik baju, dan barang lainnya. Kegiatan proses penambangan mineral serta industri konstruksi juga harus dibahas secara bijak dan secara baik oleh masing-masing cawapres pada debat cawapres nanti di tanggal 21 Januari 2024.
Berikutnya, masyarakat Indonesia sejatinya menginginkan adanya pengendalian iklim yang ramah lingkungan serta rancangan kebijakan yang akan dipaparkan oleh masing-masing cawapres harus pro dengan kesejahteraan rakyat. Momentum debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 masyarakat Indonesia akan menagih ucapan soal rancangan kebijakan yang ramah lingkungan dan didasarkan pada kebutuhan rakyat serta didasarkan pada kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pada debat cawapres di tanggal 21 Januari 2024 kita menginginkan adanya keberanian masing-masing cawapres dalam mengungkapkan dan memaparkan rancangan kebijakan soal penebangan hutan yang massif, pengendalian pada struktur transportasi, kehigenisan produksi makanan, daya konsumsi perumahan dan real estate serta adanya konsumsi yang berlebihan baik berupa energi, listrik, bahan bakar fosil dan lain sebagainya.
Segala aktivitas ini tentunya memerlukan adanya pengendalian agar tidak menimbulkan efek atau dampak yang buruk bagi keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia. Sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan adanya potensi perubahan iklim maka pada debat cawapres pada tanggal 21 Januari 2024 setidaknya dapat menghasilkan atau melahirkan satu ide konstruktif untuk mengatasi dampak perubahan iklim dengan cara mengendalikan potensi-potensi adanya mafia dalam sektor lingkungan, iklim dan energi.
Ini akan menjadi titik tolak bagi masyarakat Indonesia dalam melihat dan menilai gagasan yang paling konkrit terhadap keberlangsungan kesejahteraan rakyat Indonesia 5 tahun kedepan. Maka dari itu gagasan tentang bagaimana mengendalikan potensi dampak perubahan iklim secara berkelanjutan seperti suhu bumi yang lebih panas, meningkatnya kekeringan, meningkatnya suhu dari permukaan laut hilangnya spesies, kelangkaan pangan, risiko kesehatan serta kemiskinan kronis dan perpindahan penduduk, membutuhkan adanya perencanaan kebijakan serius terhadap berbagai problem tentang lingkungan, iklim dan energi.
Isu seputar lingkungan, iklim dan energi merupakan isu global yang setidaknya pada momentum debat cawapres nanti, masyarakat Indonesia dapat mengetahui dengan jelas rancangan kebijakan yang pro terhadap kesejahteraan, yang pro terhadap adanya upaya untuk mengendalikan atau mengurangi potensi dampak perubahan iklim yang kurang lebih telah kita rasakan sebagiannya.
Oleh karena itu, gagasan seputar lingkungan, iklim dan energi seperti telah dipaparkan di atas menjadi satu pembicaraan penting dan serius yang harus didampingi oleh konsep perekonomian yang secara khusus merujuk pada kemiskinan masyarakat Indonesia yang makin tragis, sehingga nantinya kita dapat menyaksikan ide luar biasa yang dituangkan oleh masing-masing capres dalam bentuk perencanaan kebijakan 5 tahun kedepan, yang membawa Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik.
Penulis : Ibnu Tokan *)
*) Ibnu Tokan adalah Founder FORPEMI (Forum Pemuda Membangun Indonesia)
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024