Personel TNI AU Lanud H. AS Hanandjoeddin menggelar simulasi penanggulangan kebakaran untuk menjaga kesigapan dan Reaksi Cepat (Fast Reaction), Rabu (20/3/2024).
Simulasi memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan ini, berlangsung di Halaman belakang Gedung Wira Angkasa (GWA) Lanud H. AS Hanandjoeddin.
Dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belitung serta Dinas Pemadam kebakaran Kabupaten Belitung dibawah pimpinan Kasi Damkar, Matoridi.
Dalam keterangan rilis yang diterima di Pangkalpinang, Jumat (22/3), simulasi ini diawali dengan penjelasan tata cara penggunaan alat pemadam api ringan oleh Kasilambangja Lanud H. AS Hanandjoeddin, Kapten Tek Risnandar serta praktek penanganan pertolongan pertama pada korban kebakaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan simulasi memadamkan api pada situasi yang darurat, yang diikuti langsung oleh seluruh personil Lanud H. AS Hanandjoeddin.
Kasilambangja mengatakan simulasi ini bertujuan untuk melatih ketangkasan setiap anggota. Khusus dalam menggunakan alat pemadaman api ringan.
“Harapannya agar mereka tanggap dan mengerti tindakan apa yang harus dilakukan disaat terjadinya musibah.Sebab kebakaran adalah api yang tidak terkontrol dan tidak dikehendaki, karena dapat menimbulkan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa,” kata Kapten Risnandar.
Pria Kelahiran Belitung tersebut menjelaskan bahwa api dapat terbentuk jika terdapat keseimbangan tiga unsur. Yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.
Hubungan ketiga komponen ini biasanya disebut dengan segitiga api. Sehingga bila mana salah satu unsur tersebut dihilangkan maka api akan padam.
“Dalam pemadaman api ini ada beberapa hal perlu diperhatikan. Yaitu arah angin, jenis bahan yang terbakar, volume dan potensi bahan yang terbakar, letak dan situasi lingkungan, lamanya terbakar dan alat pemadam yang tersedia. Ini penting untuk kita pahami, agar tindakan yang kita ambil sesuai dengan yang diperlukan,” ujarnya.
Danlanud H. AS Hanandjoeddin, Letkol Pnb Dian Bashari, S.E.,M.I.Pol mengatakan, kegiatan simulasi penanggulangan kebakaran ini diharapkan, agar dapat mengingat kembali penggunaan alat-alat PK (pemadam kebakaran) yang ada.
"Kegiatan seperti ini penting untuk dilakukan, sebab kita bekerja di lingkungan perkantoran terdapat material yang rawan terbakar serta mempunyai kewajiban untuk melaksanakan dukungan operasi penerbangan, yang juga memerlukan keselamatan terbang dan kerja, "tandasnya.
Simulasi pemadaman kebakaran dan praktek pertolongan pertama pada korban kebakaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Simulasi memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam api ringan ini, berlangsung di Halaman belakang Gedung Wira Angkasa (GWA) Lanud H. AS Hanandjoeddin.
Dalam pelaksanaannya berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Belitung serta Dinas Pemadam kebakaran Kabupaten Belitung dibawah pimpinan Kasi Damkar, Matoridi.
Dalam keterangan rilis yang diterima di Pangkalpinang, Jumat (22/3), simulasi ini diawali dengan penjelasan tata cara penggunaan alat pemadam api ringan oleh Kasilambangja Lanud H. AS Hanandjoeddin, Kapten Tek Risnandar serta praktek penanganan pertolongan pertama pada korban kebakaran.
Setelah itu dilanjutkan dengan simulasi memadamkan api pada situasi yang darurat, yang diikuti langsung oleh seluruh personil Lanud H. AS Hanandjoeddin.
Kasilambangja mengatakan simulasi ini bertujuan untuk melatih ketangkasan setiap anggota. Khusus dalam menggunakan alat pemadaman api ringan.
“Harapannya agar mereka tanggap dan mengerti tindakan apa yang harus dilakukan disaat terjadinya musibah.Sebab kebakaran adalah api yang tidak terkontrol dan tidak dikehendaki, karena dapat menimbulkan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa,” kata Kapten Risnandar.
Pria Kelahiran Belitung tersebut menjelaskan bahwa api dapat terbentuk jika terdapat keseimbangan tiga unsur. Yaitu bahan bakar, oksigen dan panas.
Hubungan ketiga komponen ini biasanya disebut dengan segitiga api. Sehingga bila mana salah satu unsur tersebut dihilangkan maka api akan padam.
“Dalam pemadaman api ini ada beberapa hal perlu diperhatikan. Yaitu arah angin, jenis bahan yang terbakar, volume dan potensi bahan yang terbakar, letak dan situasi lingkungan, lamanya terbakar dan alat pemadam yang tersedia. Ini penting untuk kita pahami, agar tindakan yang kita ambil sesuai dengan yang diperlukan,” ujarnya.
Danlanud H. AS Hanandjoeddin, Letkol Pnb Dian Bashari, S.E.,M.I.Pol mengatakan, kegiatan simulasi penanggulangan kebakaran ini diharapkan, agar dapat mengingat kembali penggunaan alat-alat PK (pemadam kebakaran) yang ada.
"Kegiatan seperti ini penting untuk dilakukan, sebab kita bekerja di lingkungan perkantoran terdapat material yang rawan terbakar serta mempunyai kewajiban untuk melaksanakan dukungan operasi penerbangan, yang juga memerlukan keselamatan terbang dan kerja, "tandasnya.
Simulasi pemadaman kebakaran dan praktek pertolongan pertama pada korban kebakaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024