Prevalensi stunting di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Februari 2024 tercatat sebesar 4,76 persen.

"Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan Oktober 2023 sebesar 4,99 persen," kata Bupati Belitung Timur Burhanudin di Manggar, Jumat.

Bupati mengatakan, meski kasus stunting menunjukkan penurunan, namun ada beberapa kasus stunting di desa yang butuh penanganan khusus.

Burhanudin meminta organisasi perangkat daerah (OPD), perusahaan, perbankan, bahkan TNI/Polri ikut ambil bagian mengatasi stunting.

Bupati membagi para pihak yang akan melakukan intervensi stunting untuk setiap kecamatan. Misalnya Dinas Komunikasi, Informatika Statistik dan Persandian, Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, PT SWP, dan PT Parit Sembaga  bertanggung jawab untuk intervensi balita bermasalah di setiap desa di Kecamatan Kelapa Kampiit.

"Kita tidak ingin membebankan masalah stunting ini pada satu OPD saja, karena ini permasalahan strategis daerah," ujarnya.

Menurut dia, semua harus berintegrasi, baik OPD, swasta dan TNI/Polri,” kata Burhanudin saat Pembukaan Aksi 3 Konvergensi Stunting Rembuk Stunting Tahun 2024 di ruang pertemuan Gunung Lumut Bappelitbangda.

Intervensi yang dilakukan bukan hanya pemberian tambahan makanan lokal, tapi juga membantu rujukan ke dokter spesialis anak ataupun tindakan lain yang diperlukan.

"Karena stunting itu bukan hanya sekadar penanganan gizi buruk, tapi juga intervensi lain yang akan menurunkan prevalensi atau pun kasus hingga mendekati zero," ujarnya.

Bupati memberikan apresiasi kepada seluruh OPD, perusahaan dan forkopimda yang setuju untuk melakukan intervensi stunting yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama.

"Kita lebih ingin mengetuk pintu hati mereka untuk bersama-sama memikirkan menyelesaikan pekerjaan ini secara bersama,” ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024