Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2022 berhasil menurunkan angka kemiskinan dan kasus stunting.
"Angka kemiskinan turun dari 9,29 persen menjadi 8,47 persen dan kasus stunting turun dari 22,6 persen menjadi 16 persen," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Belitung Timur Mathur Noviansyah di Manggar, Senin.
Pemkab Belitung Timur menargetkan prevalensi stunting pada 2024 turun hingga menjadi 14 persen.
"Saat ini angka kasus stunting mencapai 22,6 persen, kita terus tekan hingga turun menjadi 14 persen pada 2024," ujarnya.
Ia mengatakan beberapa faktor penyebab stunting yang menjadi perhatian khusus pemkab, seperti keluarga yang tidak mempunyai sumber air minum utama yang layak, sanitasi yang kurang layak, pola asuh keluarga, dan pernikahan usia dini.
“Kami sudah melakukan pencatatan pada Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Artinya daerah merah ataupun kuning yang sudah di dalam kondisi 'warning' (peringatan) yang angkanya mungkin sudah di atas 14 persen itu berarti sudah harus menjadi fokus kita," ujarnya.
Angka penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 2022 tercatat 8,47 persen.
Ia mengatakan penurunan persentase penduduk miskin merupakan bukti bahwa masyarakat mampu bangkit kembali setelah pandemi COVID-19.
"Penurunan angka kemiskinan di Belitung Timur ini merupakan penurunan yang terbaik jika dibandingkan dengan enam kabupaten/kota lainnya di Babel," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, masih terdapat beberapa catatan dan evaluasi terhadap capaian kinerja penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur jika dilihat dari garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan.