Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat 30 persen produksi sampah setiap hari di Kota Sungailiat berkualitas organik yang dapat diolah menjadi pupuk organik
"Dari rata-rata 60 ton per hari sampah di Kota Sungailiat, 30 persen atau sekitar 200 kilogram adalah sampah organik," kata Kepala DLH Kabupaten Bangka Ismir Rachmaddinianto di Sungailiat, Kamis.
Ia mengatakan sampah organik hasil pengolahan sampah mempunyai kualitas yang bagus untuk tanaman pertanian sehingga mempunyai nilai ekonomi.
"Sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara, masyarakat dapat memilah terlebih dahulu antara sampah organik dan anorganik," kata dia.
Untuk sampah anorganik seperti berbahan plastik, katanya, kertas dapat dilakukan daur ulang sehingga juga mempunyai nilai ekonomi.
Pihaknya akan terus melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada pelajar di lembaga pendidikan tingkat SLTA atau sederajat dengan harapan ilmu yang dapat dipratikkan di lingkungan masyarakat.
Penanganan dan pengolahan sampah harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan terutama masyarakat karena persoalan sampah akan terus bertambah seiring bertambah pemukiman dan populasi penduduk.
Volume sampah rata-rata 60 ton per hari di Kota Sungailiat dapat meningkat pada waktu tertentu seperti pada perayaan lembaran ataupun hari besar yang lain.
"Volume sampah sebanyak itu setiap hari, baru diambil sampel data di Kota Sungailiat sebagai pusat kota kabupaten, belum sampah dari wilayah kecamatan yang lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Dari rata-rata 60 ton per hari sampah di Kota Sungailiat, 30 persen atau sekitar 200 kilogram adalah sampah organik," kata Kepala DLH Kabupaten Bangka Ismir Rachmaddinianto di Sungailiat, Kamis.
Ia mengatakan sampah organik hasil pengolahan sampah mempunyai kualitas yang bagus untuk tanaman pertanian sehingga mempunyai nilai ekonomi.
"Sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara, masyarakat dapat memilah terlebih dahulu antara sampah organik dan anorganik," kata dia.
Untuk sampah anorganik seperti berbahan plastik, katanya, kertas dapat dilakukan daur ulang sehingga juga mempunyai nilai ekonomi.
Pihaknya akan terus melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada pelajar di lembaga pendidikan tingkat SLTA atau sederajat dengan harapan ilmu yang dapat dipratikkan di lingkungan masyarakat.
Penanganan dan pengolahan sampah harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan terutama masyarakat karena persoalan sampah akan terus bertambah seiring bertambah pemukiman dan populasi penduduk.
Volume sampah rata-rata 60 ton per hari di Kota Sungailiat dapat meningkat pada waktu tertentu seperti pada perayaan lembaran ataupun hari besar yang lain.
"Volume sampah sebanyak itu setiap hari, baru diambil sampel data di Kota Sungailiat sebagai pusat kota kabupaten, belum sampah dari wilayah kecamatan yang lain," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024