Dokter spesialis fisik dan rehabilitasi dr. Melda Sp.KFR mengemukakan bahwa olahraga tak hanya berfungsi untuk menyehatkan tubuh melainkan juga dapat membuat seseorang menjadi lebih awet muda.
Melda menjelaskan dalam diskusi daring yang diselenggarakan RSU Pesanggrahan pada Kamis bahwa olahraga memang tak akan membuat seseorang muda selamanya. Akan tetapi, olahraga dapat memperlambat atau mengurangi efek-efek yang terjadi akibat penuaan.
"Aging sendiri artinya penurunan fungsi fisiologis tubuh yang terkait pertambahan usia. Jadi memang setiap orang akan mengalami," katanya.
Yang perlu diketahui, kata dia, aging itu terjadi secara progresif atau terus menerus yang sudah mulai muncul sekitar usia 30 tahun.
Dengan melakukan olahraga, Melda mengatakan, proses penuaan seseorang akan lebih sukses. Secara teori, penuaan yang sukses ditandai dengan terhindar dari penyakit dan disabilitas.
Kemudian tetap memiliki fungsi kognitif yang cukup serta memungkinkan seseorang berfungsi dengan baik secara fisik di masyarakat.
Melda juga memaparkan bahwa olahraga yang dapat memberikan efek bagi tubuh adalah kombinasi antara aerobik dan "strength training" yang dilakukan berkisar 150 sampai 2.000 menit per minggu.
"Olahraga 'strength training' sebenarnya nggak sulit. Kita bisa gunakan alat-alat sederhana yang ada di rumah. Misalnya botol air mineral yang diisi dengan pasir," kata Melda.
Namun, efeknya tak dapat langsung terlihat begitu saja. Meskipun demikian, sehari setelah berolahraga metabolisme akan meningkat. Peningkatan metabolisme tersebut ditandai dari seseorang yang mengalami kelelahan setelah berolahraga.
"Setelah seminggu baru terlihat. Tapi bukan di otot melainkan perbaikan 'mood'. Karena efek inflamasi di otak langsung kelihatan. Merasa lebih nyaman dan efektif dalam melakukan tugas harian," kata Melda.
Setelah satu bulan berolahraga, maka perubahan seluler baru akan terlihat. Misalnya, pembuluh darah tumbuh dan sel-sel tumbuh sehingga toleransi terhadap rasa lelah akan meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Melda menjelaskan dalam diskusi daring yang diselenggarakan RSU Pesanggrahan pada Kamis bahwa olahraga memang tak akan membuat seseorang muda selamanya. Akan tetapi, olahraga dapat memperlambat atau mengurangi efek-efek yang terjadi akibat penuaan.
"Aging sendiri artinya penurunan fungsi fisiologis tubuh yang terkait pertambahan usia. Jadi memang setiap orang akan mengalami," katanya.
Yang perlu diketahui, kata dia, aging itu terjadi secara progresif atau terus menerus yang sudah mulai muncul sekitar usia 30 tahun.
Dengan melakukan olahraga, Melda mengatakan, proses penuaan seseorang akan lebih sukses. Secara teori, penuaan yang sukses ditandai dengan terhindar dari penyakit dan disabilitas.
Kemudian tetap memiliki fungsi kognitif yang cukup serta memungkinkan seseorang berfungsi dengan baik secara fisik di masyarakat.
Melda juga memaparkan bahwa olahraga yang dapat memberikan efek bagi tubuh adalah kombinasi antara aerobik dan "strength training" yang dilakukan berkisar 150 sampai 2.000 menit per minggu.
"Olahraga 'strength training' sebenarnya nggak sulit. Kita bisa gunakan alat-alat sederhana yang ada di rumah. Misalnya botol air mineral yang diisi dengan pasir," kata Melda.
Namun, efeknya tak dapat langsung terlihat begitu saja. Meskipun demikian, sehari setelah berolahraga metabolisme akan meningkat. Peningkatan metabolisme tersebut ditandai dari seseorang yang mengalami kelelahan setelah berolahraga.
"Setelah seminggu baru terlihat. Tapi bukan di otot melainkan perbaikan 'mood'. Karena efek inflamasi di otak langsung kelihatan. Merasa lebih nyaman dan efektif dalam melakukan tugas harian," kata Melda.
Setelah satu bulan berolahraga, maka perubahan seluler baru akan terlihat. Misalnya, pembuluh darah tumbuh dan sel-sel tumbuh sehingga toleransi terhadap rasa lelah akan meningkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024