Organ intim kewanitaan terutama vagina rentan terhadap kekeringan dan perlu perhatian dalam hal higienitas seperti merawat bagian tubuh lainnya.
Ditulis laman Popsugar Senin (10/9), dokter kandungan dan ginekolog Sheryl A Ross MD mengatakan gatal yang timbul pada vagina jika dibiarkan terus menerus dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan gangguan emosional.
Beberapa penyebab rasa gatal pada vagina juga disebabkan karena kebiasaan sehari-hari.
1.Wewangian dan iritasi
Ross mengatakan kebiasaan sehari-hari bisa jadi dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan iritasi, seperti pemakaian sabun wangi, cairan mandi dengan busa, gara, mandi, bedak tabur, deterjen, pelembut kain, tampon, pembalut beraroma dan pelumas beraroma.
Pakaian dalam nilon atau kain baju renang tertentu yang memerangkap kelembapan juga dapat menyebabkan iritasi vulva yang membuat Anda gatal dan tidak nyaman.
2. Infeksi jamur
Christine Sterling, MD, dokter kandungan dan ginekolog mengatakan jamur candida albicans merupakan penyebab umum infeksi jamur yang terjadi saat ada rasa gatal dan iritasi pada vagina.
Ia menyarankan untuk langsung berkonsultasi dengan dokter agar tidak sembarang menggunakan obat infeksi jamur yang akan membuat gejala semakin memburuk.
3. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterialis (BV) pada dasarnya adalah infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih bakteri pengganggu dalam mikrobioma vagina. Claveland Clinic menyebut gejalanya ada bau khas yang menyertai vaginosis bakterialis.
“Jadi jika Anda mencium bau 'amis' yang kuat dari vagina, disertai rasa gatal dan iritasi, ini bisa menjadi tanda yang jelas," menurut Cleveland Clinic.
Keputihan berwarna abu-abu pucat atau putih juga umum terjadi pada sebagian orang. Jika mengalami salah satu dari gejala ini, laporkan ke dokter, karena meskipun BV dapat sembuh dengan sendirinya pada sebagian orang, sebagian lainnya mungkin memerlukan antibiotik.
4. Krim cukur, waxing dan penghilang bulu.
Pencabutan bulu kemaluan dapat menyebabkan abrasi mikro pada kulit dan meningkatkan risiko infeksi kulit dan rambut tumbuh ke dalam sehingga menyebabkan iritasi dan gatal.
“Bahkan jika abrasi ini tidak terinfeksi, abrasi ini menyebabkan pelepasan histamin di kulit yang menyebabkan rasa gatal. Saya secara umum menyarankan untuk tidak mencukur dan menggunakan krim penghilang bulu, saya sarankan untuk melakukan waxing dengan profesional yang sangat berpengalaman atau penghilangan bulu dengan laser,” kata Dr. Sterling.
5. Alergen
Dr. Sterling mengatakan vagina juga bisa rentan alergi, maka itu sebaiknya menggunakan sabun dan losion lembut tanpa pewangi pada bagian luar organ intim. Penggunaan kondom atau pakaian renang berbahan lateks, juga memicu alergi dan iritasi pada vagina.
6. Kondisi kulit
Kulit di sekitar kemaluan juga terpengaruh oleh kondisi kulit pada area tubuh lainnya. Menjaga kulit tetap terhidrasi, bersih dan terawat akan membantu mencegah kekeringan.
Mandi air hangat selama 20 menit dengan segenggam minyak kelapa murni tiga hingga empat kali seminggu juga akan menghidrasi kembali kulit vagina. Menambahkan probiotik oral atau vagina ke dalam rutinitas harian Anda dapat membantu menghidrasi, tetapi sebaiknya hubungi dokter Anda sebelum memulai pengobatan baru.
7. Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyebab umum gatal, bau, dan terkadang keluarnya cairan dari vagina, menurut Klinik Cleveland.
Secara khusus, IMS seperti trikomoniasis, herpes, dan kutil kelamin dikaitkan dengan rasa gatal pada vulva dan vagina. Tes IMS khusus untuk infeksi di atas atau panel IMS lengkap akan dapat memberi tahu dokter tentang penyebab rasa gatal yang dialami.
8. Kutu kemaluan
Kutu kemaluan merupakan serangga parasit yang berbentuk telur kecil berwarna putih atau kuning yang menempel pada rambut-rambut disekitar kemaluan. Mereka biasanya menyebar melalui hubungan seksual, dan dapat diobati dengan resep dokter.
9. Wasir
Wasir juga dapat menyebar ke vagina, menurut Klinik Cleveland, yang menyebabkan gatal dan iritasi. Anda dapat menemukan kelegaan dari wasir dengan menggunakan pengobatan rumahan seperti lidah buaya atau menjaga kebersihan dengan baik, dan beberapa salep OTC juga dapat membantu.
“Jika Anda mengalami gatal terus-menerus dan pendarahan rektal, temui penyedia layanan kesehatan,” kata Klinik Cleveland.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Ditulis laman Popsugar Senin (10/9), dokter kandungan dan ginekolog Sheryl A Ross MD mengatakan gatal yang timbul pada vagina jika dibiarkan terus menerus dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan gangguan emosional.
Beberapa penyebab rasa gatal pada vagina juga disebabkan karena kebiasaan sehari-hari.
1.Wewangian dan iritasi
Ross mengatakan kebiasaan sehari-hari bisa jadi dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan iritasi, seperti pemakaian sabun wangi, cairan mandi dengan busa, gara, mandi, bedak tabur, deterjen, pelembut kain, tampon, pembalut beraroma dan pelumas beraroma.
Pakaian dalam nilon atau kain baju renang tertentu yang memerangkap kelembapan juga dapat menyebabkan iritasi vulva yang membuat Anda gatal dan tidak nyaman.
2. Infeksi jamur
Christine Sterling, MD, dokter kandungan dan ginekolog mengatakan jamur candida albicans merupakan penyebab umum infeksi jamur yang terjadi saat ada rasa gatal dan iritasi pada vagina.
Ia menyarankan untuk langsung berkonsultasi dengan dokter agar tidak sembarang menggunakan obat infeksi jamur yang akan membuat gejala semakin memburuk.
3. Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterialis (BV) pada dasarnya adalah infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih bakteri pengganggu dalam mikrobioma vagina. Claveland Clinic menyebut gejalanya ada bau khas yang menyertai vaginosis bakterialis.
“Jadi jika Anda mencium bau 'amis' yang kuat dari vagina, disertai rasa gatal dan iritasi, ini bisa menjadi tanda yang jelas," menurut Cleveland Clinic.
Keputihan berwarna abu-abu pucat atau putih juga umum terjadi pada sebagian orang. Jika mengalami salah satu dari gejala ini, laporkan ke dokter, karena meskipun BV dapat sembuh dengan sendirinya pada sebagian orang, sebagian lainnya mungkin memerlukan antibiotik.
4. Krim cukur, waxing dan penghilang bulu.
Pencabutan bulu kemaluan dapat menyebabkan abrasi mikro pada kulit dan meningkatkan risiko infeksi kulit dan rambut tumbuh ke dalam sehingga menyebabkan iritasi dan gatal.
“Bahkan jika abrasi ini tidak terinfeksi, abrasi ini menyebabkan pelepasan histamin di kulit yang menyebabkan rasa gatal. Saya secara umum menyarankan untuk tidak mencukur dan menggunakan krim penghilang bulu, saya sarankan untuk melakukan waxing dengan profesional yang sangat berpengalaman atau penghilangan bulu dengan laser,” kata Dr. Sterling.
5. Alergen
Dr. Sterling mengatakan vagina juga bisa rentan alergi, maka itu sebaiknya menggunakan sabun dan losion lembut tanpa pewangi pada bagian luar organ intim. Penggunaan kondom atau pakaian renang berbahan lateks, juga memicu alergi dan iritasi pada vagina.
6. Kondisi kulit
Kulit di sekitar kemaluan juga terpengaruh oleh kondisi kulit pada area tubuh lainnya. Menjaga kulit tetap terhidrasi, bersih dan terawat akan membantu mencegah kekeringan.
Mandi air hangat selama 20 menit dengan segenggam minyak kelapa murni tiga hingga empat kali seminggu juga akan menghidrasi kembali kulit vagina. Menambahkan probiotik oral atau vagina ke dalam rutinitas harian Anda dapat membantu menghidrasi, tetapi sebaiknya hubungi dokter Anda sebelum memulai pengobatan baru.
7. Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual (IMS) merupakan penyebab umum gatal, bau, dan terkadang keluarnya cairan dari vagina, menurut Klinik Cleveland.
Secara khusus, IMS seperti trikomoniasis, herpes, dan kutil kelamin dikaitkan dengan rasa gatal pada vulva dan vagina. Tes IMS khusus untuk infeksi di atas atau panel IMS lengkap akan dapat memberi tahu dokter tentang penyebab rasa gatal yang dialami.
8. Kutu kemaluan
Kutu kemaluan merupakan serangga parasit yang berbentuk telur kecil berwarna putih atau kuning yang menempel pada rambut-rambut disekitar kemaluan. Mereka biasanya menyebar melalui hubungan seksual, dan dapat diobati dengan resep dokter.
9. Wasir
Wasir juga dapat menyebar ke vagina, menurut Klinik Cleveland, yang menyebabkan gatal dan iritasi. Anda dapat menemukan kelegaan dari wasir dengan menggunakan pengobatan rumahan seperti lidah buaya atau menjaga kebersihan dengan baik, dan beberapa salep OTC juga dapat membantu.
“Jika Anda mengalami gatal terus-menerus dan pendarahan rektal, temui penyedia layanan kesehatan,” kata Klinik Cleveland.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024