Pangkalpinang (Antara Babel) - DPRD Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meninjau lokasi proyek pendalaman alur kolong dan sungai di kawasan pasar ikan, Pangkalpinang.
Ketua Komisi III DPRD Kota Pangkalpinang, Ahmad Subari, Rabu, mengatakan kedatangan pihaknya ke lokasi proyek tersebut guna melihat sejauh mana progres pengerjaan pendalaman kolong dan alur sungai untuk mengatasi banjir di kota itu.
"Dalam sidak yang kami lakukan hari ini, kami merasa belum puas, karena penanggung jawab proyek tidak ada di tempat untuk mengetahui sejauh mana progres pengerjaan pendalaman alur sungai ini," ujarnya.
Dia mengatakan, sidak ke lapangan yang mereka lakukan hari ini karena mendapat laporan dari masyarakat terhadap pengerjaan proyek tersebut yang kurang maksimal.
"Dari hasil pendalaman kolong itu masih kurang maksimal, karena dari laporan masyarakat pasir yang dikeruk diletakan di pinggiran sungai, seharusnya setelah pasir dikeruk langsung diangkat ke tempat lain, jika tidak maka pada saat hujan pasir yang dikeruk itu akan turun lagi," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan sidak lanjutan dan akan meminta penjelasan langsung baik dari pihak ketiga maupun dinas pekerjaan umum.
"Dari pantauan kami, hasil pengerukan belum maksimal di semua titik pendalaman kolong-kolong, hal ini jangan sampai dua kali kerja. Banyak dari pengerukan kolong-kolong yang besar menjadi penyempitan karena adanya penimbunan tanah galian di pinggir kolong itu," katanya.
Ia menegaskan, dengan ditimbunnya pingiran kolong menjadi daratan jangan sampai berdiri bangunan, apalagi ada oknum yang mengaku atas hak milik karena lokasi tersebut merupakan jalur hijau.
"Kami lihat ada beberapa bangunan di tepian sungai dan kolong yang berada di lokasi pasar, di mana pada dasarnya adalah hasil dari penimbunan sungai yang tidak mempunyai surat menyurat, dalam hal ini kami lihat pemerintah kurang tegas dan pasti ada apa-apanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Ketua Komisi III DPRD Kota Pangkalpinang, Ahmad Subari, Rabu, mengatakan kedatangan pihaknya ke lokasi proyek tersebut guna melihat sejauh mana progres pengerjaan pendalaman kolong dan alur sungai untuk mengatasi banjir di kota itu.
"Dalam sidak yang kami lakukan hari ini, kami merasa belum puas, karena penanggung jawab proyek tidak ada di tempat untuk mengetahui sejauh mana progres pengerjaan pendalaman alur sungai ini," ujarnya.
Dia mengatakan, sidak ke lapangan yang mereka lakukan hari ini karena mendapat laporan dari masyarakat terhadap pengerjaan proyek tersebut yang kurang maksimal.
"Dari hasil pendalaman kolong itu masih kurang maksimal, karena dari laporan masyarakat pasir yang dikeruk diletakan di pinggiran sungai, seharusnya setelah pasir dikeruk langsung diangkat ke tempat lain, jika tidak maka pada saat hujan pasir yang dikeruk itu akan turun lagi," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan sidak lanjutan dan akan meminta penjelasan langsung baik dari pihak ketiga maupun dinas pekerjaan umum.
"Dari pantauan kami, hasil pengerukan belum maksimal di semua titik pendalaman kolong-kolong, hal ini jangan sampai dua kali kerja. Banyak dari pengerukan kolong-kolong yang besar menjadi penyempitan karena adanya penimbunan tanah galian di pinggir kolong itu," katanya.
Ia menegaskan, dengan ditimbunnya pingiran kolong menjadi daratan jangan sampai berdiri bangunan, apalagi ada oknum yang mengaku atas hak milik karena lokasi tersebut merupakan jalur hijau.
"Kami lihat ada beberapa bangunan di tepian sungai dan kolong yang berada di lokasi pasar, di mana pada dasarnya adalah hasil dari penimbunan sungai yang tidak mempunyai surat menyurat, dalam hal ini kami lihat pemerintah kurang tegas dan pasti ada apa-apanya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016